Mereguk "Politik Wangi" dari Ustad Hilman


Berita duka atas wafatnya Ustad Hilman Rosyad Syihab, Lc maraknya di sosial media melebihi berita fenomena hadirnya UFO kalaupun ada.

Mungkin gaya ceramahnya yang mudah dicerna namun menukik dalam artinya, mempunyai tempat tersendiri bagi pendengar setianya. Belum lagi fans beratnya saat menjadi personil sekaligus membidani nasyid Shoutul Harokah, menambah marak jagad sosial media dengan ratapan sekaligus sanjungan atas kepergiannya.

Betapa tidak. Seluruh nafasnya didedikasikan untuk dakwah, baik melalui kajian dan ceramah maupun berjuang dalam wadah PKS partai dakwah.  Sumbang sihnya untuk partai sangat luar biasa, baik dalam struktur kepengurusan maupun ketika duduk di lembaga legislatif yang ujungnya untuk kelangsungan dakwah.

Itu  sebabnya  kepergian  pria alumni Islamic Univercity of Madinah Jurusan Ilmu Hadith  untuk menemui Sang Khalik, Ahad (14/1/2018) di Depok ini,  memantik kesedihan luar biasa bagi segenap kader dan para Petinggi PKS.   

Segerbong jabatan yang dia sandang seakan masih kurang menyita waktunya. Gairah    berdakwah  lewat  Dunia Maya tak pernah jeda, sehingga dilekatkan label bagi dirinya sebagai  "Pegiat  Sosmed." 

Sebagai Politikus pria asal Garut ini merasa wajib menularkan virus pemahaman politik yang benar. Dia katakan "Politik Itu Wangi" seolah ingin meluruskan paham sebagian masyarakat yang telanjur anti pati.

Baiklah, berikut sengaja diangkut nyaris utuh coretan suami Masfarwah Muslim ini, supaya tak bias dalam mereguk "Politik Wangi" yang diunggah di laman salah satu akun Face Book nya. Cekidot!


Akun Face Book:
Hilman Rosyad Syihab

Buka2 medsos, saya baca obrolan di salah satu WAG, topiknya tentang orang2 yang (merasa) pintar yang cenderung anti politik dan MELARANG tiap anggota WAG nya bicara tentang politik. Jadi isi obrolan WAG itu cuma ucapan selamat ulang tahun n posting kuliner, konon isinya grup orang2 pinter, yang TEREDUKASI dengan baik dari universitas ternama. Saya ketawa bacanya. 

Saya jg punya grup begitu. Tiap ada yg ngomong politik, pasti akan muncul moron2 yang men-colek2 admin utk memberi peringatan pada yang posting, dan itu ber-ulang2, sampai2 ada ancaman klu masih posting juga akan dikeluarkan dari grup_ 😄😄
_
_Pagi tadi, my bontot boy tilawah setelah jadi imam sholat subuh. Ia membaca surat Al Qasas. Isinya tentang perjuangan Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS melawan tirani kaisar imperium Mesir, Fir’aun, sang MUSUH ALLAH. 

Di awal, Allah mengatakan bahwa FIR’AUN adalah PENGUASA yang JAHAT, karena ia MENGADU DOMBA RAKYATNYA untuk memperkokoh kekuasaannya._ 

_Selanjutnya diceritakan bagaimana Nabi Musa AS, pria cadel yang sejak bayi diasuh oleh Fir’aun, melawan “bapak angkat”nya sendiri. Dan ini kisah yang sangat saya sukai. Seorang pria cadel yang tak jarang ketakutan, berhasil menghabisi kekuasaan seorang kaisar superpower, memiliki bala tentara yang super terlatih dan persenjataan perang yang lengkap. 

Dan bukan main senjata yang digunakan Musa AS untuk melawan segala kedigdayaan Fir’aun, apa itu?__Yaitu: kekuatan MULUT!!! Door to door menawarkan konsep ketauhidan, memiliki informan yang bekerja di internal Fir’aun (salah seorg panglima perang Fir’aun membelot dan memihak pada Nabi Musa), menggunakan jasa juru bicara.

Nabi Harun menjadi juru bicara Nabi Musa, sebab bicaranya tidak jelas, waktu bayi nabi Musa pernah makan bara api yang ditawarkan Fir’aun, sehingga lidahnya terbakar dan bicaranya menjadi cadel). 

Apa sebetulnya yg dilakukan Nabi Musa di masa pemerintahan Fir’aun? Nabi Musa BERPOLITIK!_ 

_Melawan seorang kaisar, dengan lobby mulai dari tingkat rakyat jelata sampai panglima perang, menghadirkan penyusup, itu semua politik kan? 

Dan sepemahaman saya, hampir semua kisah Nabi2 adalah kisah perlawanan melawan tirani (kecuali Nabi Adam AS, mohon koreksi bila keliru).

Dan apa kegiatan para tiran? Mereka MENJAUHKAN MANUSIA DARI PEMURNIAN PENGHAMBAAN PADA ALLAH._ 

_Tiran di jaman Ibrahim AS memaksa rakyatnya menyembah patung2. Tiran di masa Luth AS memaksa rakyatnya menerima kelakuan LGBT bahkan menghukum rakyat yg menentang LGBT. Tiran di masa Nabi Shaleh memaksa rakyatnya bertransaksi dengan riba dan mereka gemar mengurangi timbangan, dst dst nya._ 

_Dan tiran yang paling “menggemaskan” adalah Fir’aun, yang secara eksplisit memaksa rakyatnya utk MENYEMBAHNYA, menjadikan Fir’aun mendapat gelar “musuh-KU” dari Allah SWT. 

Kesimpulannya, NABI - NABI itu BERPOLITIK. Lalu kenapa kita jadi anti? Kita yakin politik menjauhkan kita dari kekhusyukan sholat, masssaaaa'?_ 

_Rasulullah SAW itu politisi handal sekaligus panglima perang yg memiliki ketangkasan yang handal serta strategi perang yang jitu. Perjanjian Hudaibiyah merupakan bukti Rasulullah SAW adalah politisi ulung.

Perang 12 kali beliau adalah bukti bahwa beliau adalah seorang panglima perang yang handal. Jadi kenapa masih anti pada politik?

Indonesia ini dimerdekakan oleh perjuangan ulama, mereka berpolitik!! Jadi kenapa masih anti pada politik?

Marilah kita jangan mau terbawa propaganda antek2 dajjal yang mengatakan bahwa politik adalah dunia yang kotor. Dia mengatakan itu untuk mengelabui kita, supaya kita lengah. Mengira kita akan aman2 saja dan cukup hanya dengan sholat, mengaji, dan umroh!!!

No!! Agama Islam bukan agama ritual belaka, keIslaman seseorang tidak dilihat dari keistiqamahannya dalam melakukan ritual. Islam itu agama sosial. Kesalihan seseorang diukur dari seberapa banyak waktunya dihabiskan UTK BER AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.

Ingat kisah seorang saudagar yang sedang sakratul maut, saat malaikat Rakib dan Atid memperlihatkan catatan amalnya, timbangannya jatuh ke kiri, dosanya lebih banyak. Namun akhirnya, malaikat Rakib dan Atid menemukan satu catatan kebaikan, yang akhirnya membuat semua dosanya terhapus dan timbangan kebaikannya menjadi sangat berat

Apa amal itu? Tangisan seorang ibu yang berterima kasih pada nya karena dia berikan makanan (dia sendiri belum makan, lalu dia tawarkan pada ibu dan anak2nya yang lapar).

Bagaimana kita bisa berharap lepas dari riba kalau kita tidak berpolitik?

Bagaimana kita bisa berharap syariah Islam dijalankan bagi kita pemeluk agama Islam klu kita anti pada politik dan menganggap politik adalah sesuatu yang berbau busuk dan menyengat?

Sekali lagi, jangan pernah terbawa propaganda antek2 Dajjal yang mencoba mengubah mindset kita

Ingat, Islam mengajarkan kita untuk hablum minannaas dan hablum minallaah... ritual HARUS diaplikasikan dalam kegiatan sosial (amar ma’ruf nahi munkar).

Ayo saudaraku di jalan Allah, jangan anti pada politik. Politik bukan tabu, politik itu suatu komponen kehidupan, kalau dia tak ada, hidup menjadi tak jelas mau bagaimana. 

Jangan ragu utk bicara soal politik, jangan minder juga, sebagaimana kita tak cerdas, demikian juga para politisi yang saat ini ada, jadi kita punya wewenang informal utk bicara kan?

Semoga kita ke depan lebih aware dan lebih melek politik. Mari kita ciptakan suasana kondusif sehingg muncul pemimpin yang shiddiq, amanah, tabligh, fathanah.

Ingat, POLITIK ITU WANGI!   

Nah...bagaimana kawan?
Politik itu memang wangi apa wangi? 
Cerdas...xi..xi

   


Posting Komentar

0 Komentar