Fenomena Luar Biasa Pada Launching ASYIK



Kang Ajat sapaan akrab Sudrajat membuka dan mengakhiri pidatonya dengan mengajak bertakbir tiga kali. Tak aneh apa lagi nyleneh, karena pekik adzan bagi Jenderal (purn) ini bak suara surgawi yang menyapanya tiap mengawali hari di pesantren miliknya di Sukabumi.

Tak salah jika kemudian jadi buah bibir di Jawa Barat ada Jenderal yang nyantri. Hal ini tercium oleh Ketua Umum Gerindra sejak lama dan dikemudian hari melangsungkan pinangannya untuk dijadikan pemimpin di tatar sunda.

Pidatonya sesekali terdengar menggoda telinga terlontar dalam logat sunda. Nyunda banget, sampai-sampai Presiden PKS Sohibul Iman yang  orang Tasik tulen geleng-geleng kepala kewalahan mencari padanan kata dari joke-joke sunda yang jenaka. 

Pandainya laki-laki asal Cianjur ini mencairkan suasana di siang yang panas terik,  sehingga suasana terasa ASYIK bagi yang sedang berhimpun di kawasan Monumen Perjuangan, Bandung (Rabu,10/1/2018).

Taraaa...ekspekstasi  seorang jendral garang tiba-tiba menghilang. Tabik Jendral!

Tak cukup itu. Ternyata  meski nyakola di Kennedy School of Goverment, Harvard University di Amerika dan menjadi atase di berbagai manca negara tapi otak nyantri tetap Sudrajat kantongi.

Coba saja simak penggalan pidatonya dibawah ini,
"Mari sambut seruan adzan hayya 'alal-falaah yang artinya mari raih keberuntungan, kemenangan tak sebatas ucapan. 

Bagi pelajar tentu dengan sungguh-sungguh belajar, bagi yang sudah bekerja optimalkan berusaha, jadilah warga masyarakat yang produktif, sehingga dalam  kancah pembangunan mampu berperan aktif. 

Lalu bagaimana kelak nasib masyarakat non sunda dan non muslim jika kepemimpinan di tangan ASYIK?

Nah catat ya, ini janji Kang Ajat:
"Tak boleh ada intoleransi. Kemajuan, keamanan dan kesejahteraan yang kelak jika teraih , mutlak untuk seluruh masyarakat  Jawa Barat tanpa membedakan  suku, ras dan golongan."

"Untuk itu bersihkan hati, jernihkan pikiran dan yakini dari sekarang, ketika Saudara ikut berjuang untuk pemenangan ASYIK, sesungguhnya Saudara sedang berjuang untuk diri sendiri dalam mempersiapkan masa depan. "

"Perlu saya tegaskan saya dicalonkan Gubernur tanpa dipungut mahar, agar kelak dalam memimpin bersih dari " transaksi jual-beli dan korupsi. Saya bertekad waqafkan tenaga dan pikiran buat Jawa Barat"

Keren kan pidato calon gubernur andalan PKS, Gerindra dan PAN?. Pidatonya bergizi namun dibawakan dengan santai meski kadang berapi-api ketika menyemangati.  

Suami dari drg.Sally Salziah, Sp.OM ini telah memenuhi kriteria yang dituntut dari seorang pemimpin di tatar sunda yaitu nyunda, nyantri, nyakola dan nyantika

Nyunda dan nyantri sudah  dipaparkan.  Dilengkapi nyakola dari tempat bergengsi Kennedy School of Goverment di Amerika Serikat  tentu tak diragukan keunggulan ilmunya. Meski demikian tetap rendah hati, pandai menempatkan diri dengan siapa dia berbicara atau kata lain nyantika.

"Saya berharap setelah ini tak ada pertanyaan dari wartawan lagi mengapa  PKS menerima usulan calon dari Pak Prabowo Subianto. Jadi clear ya ." demikian Presiden PKS tuntaskan penjelasannya dalam sambutan di acara Launching ASYIK.
 
Tak kurang Dr.Hj.Netty Prasetiyani Heryawan ikut menggantungkan harapan pada Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang ber icon ASYIK, untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dari Ahmad Heryawan, suaminya yang sudah dua periode meletakkan pondasi pembangunan di Jawa Barat

Mengapa Netty begitu jauh peduli? Karena dia ingin masyarakat Jawa Barat tak hanya sebagai user tapi harus mampu jadi producer pembangunan. 

Kang Ajat dengan berbagai pengalaman tugasnya didampingi Kang Syaikhu yang matang dalam berpolitik dan dalam kancah pemerintahan sebagai Wakil Walikota Bekasi, membuat Netty amat yakin ASYIK mampu melanjutkan membangun Jabar yang kaya dengan prestasi dengan raihan 250 penghargaan selama kepemimpinan Gubernur Aher.

Patut dicatat dan diresapi pula pidato Ahmad Syaikhu yang simpatik. Nuansa nyantri dan nyantika  ikut melandasi ajakannya. 

Syaikhu dengan bijak berpesan:
"Ajaklah saudara, handai taulan dengan elegan, hindari perkataan yang memicu permusuhan dalam menentukan pilihannya."

"Jawa Barat harus menjadi contoh terdepan, dalam berdemokrasi harus elegan dan memelihara persahabatan dan hindari isu SARA. Dambaan ASYIK dalam perhelatan Pilkada, antar warga tak  saling mengusik."

Keyakinan Netty pada kemampuan ASYIK rupanya tak hanya sendiri. Seribu orang lebih yang hadir meski dijemur di matahari yang terik, terus menyuarakan yel-yel ASYIK

Mereka terdiri dari Para Petinggi dan kader PKS, Gerindra, PAN dan...PPP.  Lhah kok?...bukankah PPP. pengusung Cagub dan Cawagub lain? Ah tak usahlah bersilat lidah. Buktinya didapati bendera-bendera warna hijau cerah turut berkibar meriah. Jika diberitakan PPP resmi  mengusung calon gubernur sebelah, biarlah itu mutlak urusan rumah tangga partai berlambang Ka'bah.

Belum selesai mencerna fenomena yang luar biasa, tiba-tiba dimunculkan di panggung perwakilan dari Partai Bulan Bintang.

Luar biasa fenomena siang itu. Dukungan terus berdatangan. Tak hanya kader partai. Dukungan juga bermunculan dari berbagai komunitas. 

Salah satunya Ustad Nonop Hanafi penggerak Long March dari Tasik, embrio lahirnya komunitas 212. Dirinya mengambil peran memimpin doa bersama, buat kemenangan yang diridhoi Allah Subhanahu wa ta'ala.

Jadi...tunggu apalagi kawan? Saatnya tularkan berita kebaikan pada masyarakat Jabar yang kararter warganya anti kekerasan, penuh kekeluargaan, lalu.... viralkan  #JabarAsyik


#FriedaKustantina
#JuruCatat





Posting Komentar

0 Komentar