Gempa Akibat Sesar Lembang Cukup Besar, DPRD Dorong Pemkot Bandung Tingkatkan Kesiapsiagaan Warga

 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, kekuatan gempa bumi yang diakibatkan Sesar Lembang cukup besar.

Untuk itulah diperlukan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, salah satu dengan menggelar simulasi tanggap bencana.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kata Didi, skala magnetudo Sesar Lembang memicu gempa dengan kekuatan 6,5 sampai 7 magnitudo. Tingkat kerusakannya dari sedang sampai berat, dan mencakup seluruh wilayah Kota Bandung. 

Para siswa sedang melakukan simulasi tanggap bencana

Untuk menghadapi bencana, ungkap Didi, diperlukan langkah mengurangi kerentanan dan tingkatkan kapasitas.

Sebagai upaya meningkatkan kapasitas masyarakat, digelar Simulasi Evakuasi Mandiri in-situ dan Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi di RW15, Jalan Sadang Luhur, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Sabtu (23/08/2025). 

"Antusiasme warga luar biasa. Awal kita mulai hanya 50 orang, kemudian 60 orang. Digeser waktunya ke hari libur jadi 150, waktu kita mau bikin video buat edukasi, yang daftar sampai 600 orang," ungkapnya.

Diakuinya, kegiatan ini dibantu berbagai pihak karena BPBD belum memiliki alat dan personel yang cukup serta anggaran. Personel BPBD saat ini masih 14 orang termasuk dirinya, sementara kebituhan 70 orang.

Meski begitu, simulasi dan edukasi tanggap bencana akan terus dilakukan. Bahkan untuk edukasi mitigasi bencana sudah banyak permjbtaan baik dari sekolah maupun bencana.

"Sekarang sampai lima hari ke depan sudah full, tim hanya 14 orang sehari hanya melayani 2 simulasi. Seperti SMPN 1, BPK Penabur, Islamic Scholl. Minggu depan juga sudah banyak permintaan," ungkapnya.

Di tiap tempat pelaksanaan simulasi, petugas tentunya sudah memasang rambu titik kumpul. Jalur evakuasi pun akan sudah dibuat sesuai kondisi lapangan.

"Intinya kalau kita tidalk latihan, bila besok terjadi gempak enggak tahu harus apa. Kalau saat gempa kan bukan lagi pikiran sadar, tapi pikiran bawah sadarbyang bekerja. Kalau sudah dilatih, tahu repleks kita, itulah yang kota latih," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandung Iman Lestariyono mengakui, BPBD Kota Bandung belum memiliki anggaran secara mandiri, masih kolaborasi dengan beberapa dinas. Pasalnya, BPBD baru dibentuk tahun ini.

"Untuk Tahun 2026 di pembahasan APBD murni akan kita dorong apa yang menjadi prioritas yang harus ada didahulukan, terutama bab edukasi. Kalau infrastruktur  sekretariatan itu mah sudah seharusnya. Karena kalau musibah gempa itu kita tidak pernah tahu," ungkapnya.

BPBD, ungkapnya, merupakan merupakan badan baru dan merupakan salah satu inisiatif dari BPBD. Pembentukannya dilandasi potensi bencana yang ada di Kota Bandung.

"Kalau ada bantuan pusat kan nyambungnya ke dinas atau badan terkait. Dengan adanya BPBD mudah-mudahan inline dengan pusat," tuturnya.

 Diharapkannya edukasi dan sosialisasi tanggap bencana terus dilakukan. Hal ini sangat penting agar masyarakat memiliki kewaspadaan dan kesadaran terhadap bencana.

Keberadaan relawan tanggap bencana pun diperlukan, tidak hanya tingkat kota tapi sampai tingkat RW.

"Taregtnya 20 persen masyarakat Bandung ngeh terhadap potensi bencana ini. Minimal dari 20 orang, ada 1 orang yang paham. Selama ini. Kita nyaman-nyaman saja padahal Sesar Lembang ada di sekitar kita," tuturnya.

Posting Komentar

0 Komentar