Pemerintah Kota Bandung siapkan
tempat pembuangan akhir (TPA) darurat dengan mereaktivasi TPA Cicabe imbas dari
operasional TPA Sarimukti yang mengalami hambatan. Ketua Komisi C DPRD Kta Bandung Yudi Cahyadi mengatakan, aktivasi TPA Cicabe
merupakan langkah darurat yang harus dilakukan Pemkot Bandung untuk menangani
sampah.
"Ini sifatnya darurat, memang harus ada solusi yang dilakukan salah satu opsinya dengan mereaktivasi eks TPA Cicabe karena dibiarkan terus tiap hari 1.500 ton tuh Kota Bandung, kalau semakin lama, semakin lama bebannya semakin berat," kata Yudi.
![]() |
Yudi Cahyadi |
Yudi menilai, reaktivasi ini merupakan langkah positif yang dilakukan Pemkot Bandung. Namun Pemkot harus sosialisasikan reaktivasi ini secara masif kepada masyarakat.
"Sehingga opsi untuk
reaktivasi eks TPA Ciabe sangat memungkinkan, tinggal bagaimana Pemkot kemudian
bisa sosialisasikan informasi yang memadai, edukasi masyarakat terkait akses
untuk reaktivasi eks TPA Ciabe," ungkapnya.
Menurut Politisi PKS ini juga,
Pemkot memiliki opsi lain yakni berencana berkoordinasi dengan Kabupaten
Bandung yang dapat digunakan sebagai TPA sementara, sebelum TPA Sarimukti
kembali optimal penanganannya.
Pemkot Bandung memiliki Program
Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan (Kang Pisman), seperti apa penilaian dewan
terkait program tersebut?
"Kang Pisman ini secara
program akan panjang, tapi ini akan merubah kultur masyarakat dan kita tidak
bisa selesaikan masalah sampah ini secara instan, karena sampah ini kedepan semakin
banyak, kalau tidak dipilih dari sumber kita punya permasalahan sampah lebih
besar," jelas Yudi.
Pihaknya meminta Pemkot Bandung
agar terus menggenjot program ini dan tidak kendor dalam mensosialisasikan
kepada masyarakat.
"Kami dari DPRD dorong tetap
program Kang Pisman ini mesti digenjot, meskipun efektivitasntanya hanya dapat
mengurangi sampah per ton dalam sehari, tapi kalau ini dilakukan secara masif
dan masyarakat diberi insentif san disinsentif program ini, karena sudah ada
dalam perda pengelolaan sampah," tuturnya.
Disingung apakah program ini
berjalan dengan baik, Yudi sebut berjalan namun kedepan harus didukung dengan
anggaran yang lebih besar dari saat ini.
"Di sebagian tempat
berjalan, belum didukung secara masif dari sisi anggaran, karena anggaran untuk
pengelolaan sampah dari sumber masih cukup minim, kemarin saja untuk kegiatan
sosialisasi, edukasi, penyuluhan hanya dianggarkan Rp 600-800 juta pertahun,
padahal kalau kita mau masifkan perlu anggaran lebih dari itu,"
pungkasnya.
Ahmad Farid Fakhrullah
0 Komentar