BBM Bersubsidi Naik, Fraksi PKS: Masyarakat Diprank sama Pemerintah

 

Pemerintahan Jokowi Ma'ruf dinilai tidak serius dalam mengelola negara. Terkesan main-main dengan urusan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak yang salah satunya soal kenaikan harga BBM bersubsidi.

Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Bandung Iman Lestariyono

"Masyarakat diprank sama pemerintah. Sebelumnya ada informasi BBM naik. Akibatnya pada malam 31 Agustus masyarakat antri di SPBU. Ada panic buying," kata Ketua Fraksi PKS Kota Bandung Iman Lestariyono, usai unjuk rasa penolakan kenaikan BBM di seputar Cikapayang, Kota Bandung, Sabtu (10/9).

Setelah ada panic buying, lanjut Iman, ternyata pada 1 september pemerintah tak jadi nenaikan harga BBM.

"Masyarakat kan nanya harga minyak mentah dunia turun, tapi pemerintah malah menaikan harga BBM bersubsidi," katanya.

Saat masyarakat sudah mulai tenang, kata Iman, tiba-tiba pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Diluar dugaan pada tanggal 3 September pemerintah menaikan harga BBM saat harga minyak mentah dunia turun," ujarnya.

Selain buruknya komunikasi publik dalam mensosialisasikan kenaikan harga BBM, Iman menilai pemerintah telah melakukan pembohongan publik soal besaran subsidi BBM yang ditanggung oleh APBN.

"Harusnya pemerintah transparan dalam hitunga hitungan anggaran negara," ujarnya.

Menurut politisi PKS tersebut, hitung-hitungan anggaran pusat untuk subsidi BBM sudah aman. Dimana pemerintah sudah memprediksi harga di angaka 100 USD per barel. Sekarang kan masih dikisara 87 an US dolar per barel.

"Harusnya aman dong," pungkasnya.

 

 

Ahmad Farid Fakhrullah

 

Posting Komentar

0 Komentar