Masa sesulit ini tetiba ada yang punya peluang usaha, nyaris tanpa modal pula...wauw gitu loh. Jadilah sebuah media mainstream Trans 7 tergoda dan mengundang Nabilah Said dari Bandung untuk mendemonstrasikan via medianya. Apa gerangan bisnisnya?
Segera saja ikuti wawancara menarik dengan seorang pegiat perempuan dibawah ini. Menarik ? Ya, bagaimana tidak, materi limbah bernama jelantah atau bolehlah sebut waste cooking oil - biar keren dikit, ditambah lilin putih dan crayon pensil warna-warni dengan proses yang sangat mudah disulap jadi lilin-lilin cantik dan nilai jualnya lumayan menggelitik.
Nabilah Said, penggiat Sekolah Ibu PKS Mandalajati Kota Bandung |
Nabilah seorang pegiat Sekolah Ibu PKS dari Mandalajati Bandung, terbaca berbinar , sebagaimana antusiasnya dia berbagi ilmu pada ibu-ibu di wilayah Sindangjaya, Mandalajati Bandung, dimana amanah selaku Kornit diembannya.
Tentu tak serta merta sukses. Dia bercerita sempat patah semangat, karena beberapa kali eksperimen tak membuahkan hasil yang memuaskan. Jika akhirnya sampai ke titik puas setelah menemukan komposisi yang pas, semata karena dirinya percaya setiap usaha sungguh-sungguh pasti berbuah indah.
"Nyaris tanpa modal buat memulai usaha ini, makanya nantinya insya Allah saya akan menyemangati ibu-ibu untuk dijadikan kegiatan bisnis. Walaupun sempat illfeel, karena untuk menjadikan lilin secantik ini butuh berkali eksperimen. He he #jujurbanget ya Bund." terbaca jawaban yang terkirim dari aplikasi WhatsApp dengan imoticon wajah merona pengganti ekspresi malu.
"Saya optimis banyak yang berminat, mengingat cara pembuatannya mudah. Tinggal jelantah, lilin dan crayon diletakkan ke atas wadah yang berisi air lalu didihkan hingga bahan meleleh dan tercampur. Diamkan sesaat, lanjut tuang ke gelas-gelas cetakan. Sumbu dari lilin yang meleleh tadi posisikan di tengah gelas dengan bantuan sumpit/tusuk sate/tusuk gigi. Tahap akhir, biarkan hingga adonan dingin dan mengeras," demikian dia mengakhiri penjelasan.
Karuan saja begitu pandainya Nabilah melirik peluang, ternyata hari-harinya berkecimpung bisnis. Tak cukup itu, bersama Pejuang Siroh, begitu sebutan dari anggota Komunitas Gentara (Generasi Cinta Rasul), dirinya aktif dalam program Wakaf Buku Siroh. Padahal selaku kader PKS tak kurang-kurang kesibukan, apalagi saat ini musibah banjir sedang melanda dimana-mana, dan sudah bukan menjadi rahasia jika PKS tak pernah tutup mata terhadap musibah yang melanda. Betul tidak...?
Baiklah, tadi sebelum mengakhiri wawancara, penulis sempat menanyakan kalkulasi keuntungan yang bisa diraup. Secara diplomasi owner dari dapoer_fayla ini menjawab, bahwa jelantah yang tadinya hanya dilirik sebelah mata karena cenderung jijik dan tak berharga, kini dengan memproses sebentar dicampur lilin dan crayon yang tak seberapa harga, dan gelas mungil seputar harga 2-3 ribu rupiah /piece, jika sudah berubah bentuk menjadi lilin cantik, dijual bisa mencapai harga 8 hingga 10 ribu rupiah.
Frieda Kustantina
#JuruCatat
0 Komentar