Jakarta (22/08) -- Meski aksesibilitas pendidikan
di Indonesia telah mengalami perbaikan, namun kualitas pendidikan
Indonesia masih rendah.
salah satu indikator adalah skor PISA (Programme For International
Student Assessment) Indonesia yang menduduki peringkat 62 dari sekitar
70 negara dibawah posisi negara-negara lain di kawasan.
"Beragam kebijakan telah dilakukan guna pemenuhan dan peningkatan
akses serta kualitas pendidikan. Dari aspek akses, yang ditunjukkan dari
angka partisipasi sekolah. Namun, dari aspek kualitas masih terdapat
tantangan yang perlu terus diupayakan perbaikannya. Salah satu indikator
adalah skor PISA dimana pada tahun 2015 Indonesia menduduki peringkat
62 dari sekitar 70 negara dibawah posisi negara-negara lain di kawasan.
Untuk penilaian tahun 2018, yang akan diumumkan 3 Desember 2019, saya
berharap skor PISA Indonesia mengalami perbaikan," kata Anggota Komisi X
DPR RI FPKS Toriq Hidayat, saat menerima Kunjungan Dewan Perwakilan
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng
Tritayasa (DPM FKIP Untirta), Rabu (21/08/2019).
Selain masalah akses dan kualitas pendidikan yang belum mereka, kata
Toriq, masih terdapat beberapa isu lain yang perlu mendapatkan
perhatian, antara lain 58 persen tenaga kerja di Indonesia berpendidikan
setara SMP ke bawah, yang berdampak pada rendahnya kualitas tenaga
kerja yang tersedia, masih terdapat risiko skill mismatch antara dunia
pendidikan dan pasar tenaga kerja, serta rendahnya produktivitas dan
tingkat keterampilan tenaga kerja.
"Kondisi rill menunjukan banyak lulusan pendidikan kejuruan yang
tidak memperoleh kerja, bahkan mereka yang kerap bekerjapun menghadapi
masalah keterampilan. Ini karena ada skill mismatch antara dunia
pendidikan dan pasar tenaga kerja. Hampir semua lulusan pendidikan
Vokasi di Indonesia mengalami hal itu," kata Toriq.
Untuk itu, kata Toriq, perlu ada kerjasama perguruan tinggi dengan
industri dan Pemerintah dalam rangka penguatan pendidikan vokasi melalui
kebijakan link and match dengan industri. Kebijakan link and match
anatra pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri juga harus didukung
dengan revitalisasi SMK.
"Kami berharap pemerintah yang baru nanti mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang lebih baik dibidang pendidikan dasar, menengah,
vokasi dan perguruan tinggi agar kualitas pendidikan kita bisa
meningkat," kata Toriq.
sumber : pks.id
0 Komentar