Tak sedikit pihak yang berusaha
membubarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebab PKS ini partai yang berbeda,
PKS adalah partai dakwah dengan ciri khasnya pergerakan dakwah dan nasionalis,
seakan-akan seperti batu kerikil didalam sepatu. PKS tak akan bubar dengan
mudah sebab senjata rahasia telah dimiliki setiap kader yaitu kesadaran
literasi, sehingga isu-isu yang mengandung hoaks akan dengan mudah dilawan
berdasarkan data.
Kantor DPP Pusat PKS
Kesadaran literasi sudah lama
dimiliki kader PKS (saat sebelum menjadi partai dan ketika masih bernama Partai
Keadilan). Hingga kini, kesadaran itu masih terus ada. Kesadaran literasi semacam ini merupakan barang
mewah di sebuah partai.
Memiliki kesadaran literasi di era media
sosial yang kian ganas saat ini, menjadi modal sangat penting. Arus informasi
begitu cepat, deras, masif, tak terbendung. hoaks yang merajalela, salah satu
obatnya hanya bisa dicegah jika kita memiliki kesadaran literasi.
PKS sendiri sebagai sebuah partai
politik kerap menjadi korban hoaks. Tapi sayangnya, mereka yang memfitnah PKS
dan kadernya tak tersentuh hukum. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku pelaku
penyebaran hoaks yang ditangkap hanya yang mengkritik pemerintah.
"Faktanya tebang pilih. Kami diserang akun-akun seperti Mak Lambe tidak
ada yang ditangkap, giliran yang dikritik pemerintah langsung ditangkap,"
ujar Mardani.
Dunia hari ini telah berubah
drastis. Terjadi revolusi budaya komunikasi yang tak terbayangkan sebelumnya.
Dunia dalam genggaman dan informasi datang bertubi-tubi tanpa sempat kita
memverifikasinya atau tabayyun. Ditambah situasi sosial politik yang tak
bersahabat, maka syahwat menyebarkan kabar pun tak tertahankan.
Menurut Presiden Literasi PKS Erwyn
Kurniawan, ini tahapan yang normal dalam situasi dunia yang berubah 180
derajat. Jika masih ada kader PKS yang hanyut dalam arus hoaks yang diciptakan orang
lain, Erwyn yakin secara perlahan akan berubah.
Hoaks sendiri harus dilihat
secara utuh akar masalahnya. Ia timbul bukan karena semata syahwat jempol, tapi
tersebab ada distrust atau ketidakpercayaan publik kepada pemerintah dan
media arus utama. Lalu publik, termasuk kader PKS mencari informasi alternatif
sebagai penyeimbang.
Maka jika ada informasi yang baru
didapat maka segera memverifikasinya atau tabayyun agar tak menimbulkan
kegaduhan merugikan pihak yang tak bersalah.
0 Komentar