Intropeksi Pendidikan Indonesia


Pendidikan harus diletakkan pada top-priority dalam kehidupan kita. Sebab ia, akan memperbaiki kualitas hidup kita,” ujar Leo Esaki Peraih Nobel Fisika

Gebrakan Pemerintah Jawa Barat dalam menyelesaikan masalah berkaitan pendidikan terus digencarkan mengingat saat ini Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara hasil dari survey yang dikeluarkan Organisation for Economic Co-operation and Development (OCED). Indonesia berada diurutan bawah pada bidang pendidikan. Data tersebut dipertegas dari data United Nations Children’s Fund (UNICEF) pada tahun 2016, menyatakan bahwa terdapat 2,5 juta anak Indonesia yang tidak menikmati pendidikan lanjutan.

Aher menrima penghargaan APP 2014

Jumlah penduduk Jawa Barat tiga kali penduduk  Malaysia dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengusung jargon “Pendidikan untuk Semua” berhasil membuka sebanyak-banyaknya SMA Terbuka dan SMK Pendidikan Jarak Jauh. Terbukti penghargaan Apresiasi Penduli Pendidikan 2014 diraih atas kesadaran, komitmen, dan kepedulian terhadap dunia pendidikan.



Ada 3 faktor yang menjadi masalah klasik  setiap tahunnya antara lain biaya murah, akses mudah dan kesadaran bersekolah.

Tiap tahunnya Pemerintah Pusat ataupun Daerah menggelontorkan dana tak sedikit bagi bidang pendidikan. Namun nyata nya dana tersebut tak sepenuhnya dipakai untuk fasilitas dunia pendidikan, oknum-oknum yang hanya memikirkan dirinya sendiri untuk memperkaya diri. Itulah sebab banyak orang yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan tinggi tapi yang beradab tak banyak.  Hidup ini tak cukup berilmu tapi harus bijak dan beradab.

Adanya kolaborasi dan komitmen serta intropeksi diri seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan, agar masalah-masalah klasik dapat diselesaikan secara tuntas.


Posting Komentar

0 Komentar