Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung Andri Rusmana mengatakan, dari informasi yang disimaknya perihal tol dalam kota atau Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) sebelumnya tahapan di tahun 2026 adalah tahap pembangunan.
Inisiasi ini telah dimulai tahun
2006 atau 20 tahun lalu sehingga menurutnya sudah selayaknya dieksekusi tahun
ini.
|  | 
| Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) | 
Keberadaan BIUTR, ungkap Andri, sangat bermanfaat untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung yang selama ini dikeluhkan masyarakat.
"Mudah-mudahan ini salah
satu ikhtiar pemerintah mengurangi kemacetan dan pemerataan pembangunan
diseluruh Indonesia," ungkapnya.
Jika tidak salah ingat, kata
Andri, tahun 2024 lalu nota kesepahaman telah dibuat pemerintah pusat, provinsi
dan kota.
"Jadi selayaknya kita
dukung, terlepas nantinya akan timbul banyak permasalahan sosial, wajib
diantisipasi dan dibuat skema penyelesaiannya," jelasnya.
Perihal anggaran BIUTR, ungkap
Andri, investasi pembangunan tol dalam kota mencapai Rp 7 triliun lebih dan
anggarannya bukan dari APBD Kota Bandung.
"Bukan dari APBD Kota
Bandung, namun tidak menutup kemungkinan kalau hasil kajian dan mampu Kota
Bandung untuk berinvestasi besarannya sesuai kemampuan keuangan daerah yang
ada. Tidak masalah apabila hasil kajian manajemen risikonya bisa positif, pasti
kita dukung," ungkapnya.
Andri berharap sosialisasi terus
dilakukan agar masyarakat paham akan program tersebut, terutama manfaat besar
dari keberadaan BIUTR ini. 
"Karena itu sosialisasi
harus terus digencarkan agar masyarakat bisa paham pembangunan strategis
nasional, ini untuk kepentingan yang lebih besar. Sehingga pemerintah pusat
yang mengambil peran penting dalam mengumpulkan anggaran pembangunannya seperti
apa, mau seluruhnya pusat atau ada pihak investor nanti pemerintah pusat yang
mengerjakan," terangnya.
"Mudahan-mudahan pembangunan
tol dalam kota ini dapat bermanfaat secara maksimal bagi pemerintah dan
masyarakat Kota Bandung," pungkasnya.
 
 
 
 
0 Komentar