Bagaimana Strategi Sudrajat Menjawab Indonesia 2030 Sekarat?


Negara adidaya itu bernama Uni Soviet, rival negara Amerika Serikat. Itu dulu. Sekarang sudah tamat riwayat. 

Tepatnya lenyap tanggal 26 Desember 1991 sejak berdiri 30 Desember 1922. Konon faktor pencetusnya marak KKN, konflik antar suku yang kemudian menyulut gerakan  sporadis.

Maaf Kawan, jika terpaksa mengajak repot membuka lembar sejarah nama negara yang kini sudah tak muncul di peta. Jujur situasi seperti itulah nyaris sama dengan kondisi Indonesia saat ini.

KKN marak diberitakan dan banyak isu di masyarakat yang berujung perpecahan antar anak bangsa. Setidaknya itu antara lain potret yang tergambar oleh kolumnis Thomas Friedman dari New York Times tentang Indonesia.

Sebuah novel  berjudul Ghost Fleet: A Novel of The Next World War berupa  fiksi ilmiah sarat dengan analisis intelijen, mampu melejit dan sempat jadi bahan perbincangan pemikir sekelas Prabowo Ketua Umum Gerindra, M. Anis Matta, Lc mantan Presiden PKS  dan M. Sohibul Iman, Ph.D Presiden PKS aktif saat ini.

Sungguh mereka benar-benar negarawan, memiliki jangkauan pemikiran jauh ke depan untuk keutuhan NKRI.

Indonesia 2030 akan bubar. Itu kesimpulan isi bukunya. Percaya ga percaya sih. Benarkah separah itu?

Menurut Sohibul Iman Presiden Partai berlambang bulan sabit kembar, menilai Indonesia kini dalam persimpangan jalan. Sesama negara Asia, kita kalah dalam persaingan dengan negara Vietnam, Bangladesh, Kamboja dalam menyediakan tenaga kerja yang murah sebagai daya saing industri. 

Belum lagi keterampilan tenaga yang terdidik untuk tenaga kerja Indonesia juga tertinggal dengan tetangganya Malaysia, India dan Thailand. Akibatnya kalah saing membangun industri yang low value added.

Namun kegundahan  masih menyisakan rasa optimis. Adik kandung dari Mang Oded Calon Walikota kota Bandung periode mendatang yang insya Allah berpeluang menang ini, berharap Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi yang sudah diawali tahun 2010 dan pada puncaknya kelak tahun 2030 nanti. 

Harapan Presiden Partai Dakwah ini atas kondisi itu dapat mendorong perekonomian nasional naik kelas dari posisi yang menghawatirkan. Tentu harus dibarengi dengan kebijakan industrial sektor-sektor strategis dan membangun desain Sistim Inovasi Nasional yang mumpuni.

Begitu pula Anis Matta, dengan lantang mengatakan "B i s a" sebagai jawaban atas pertanyaannya sendiri dalam video singkatnya "Benarkah Indonesia tahun 2030 Indonesia akan bubar? Itu misteri . Indonesia bisa  bubar kalau kita menjadi pelanduk yang diinjak injak diantara kedua gajah (Amerika dan Cina-pen) itu. Bisakah indonesia melakukan interupsi?"

Pasangan ASYIK Sudrajat-Syaikhu yang didukung PKS, Partai Gerindra dan PAN seolah  menjabarkan buah pemikiran Presiden PKS, setidaknya untuk skup di Jawa Barat. 

Agar tak sekarat di sektor perekonomian, Jawa Barat sebagai provinsi paling luas menawarkan 3 unggulan program, salah satu diantaranya dengan memprogramkan Bank Tanah.

Ide Bank Tanah didapat manakala Calon Pemimpin Jawa Barat ini terusik  mendapati 82 presen lahan di Indonesia dikuasai perusahaan-perusahaan besar. 

Bagi warga yang ingin menjual aset tanahnya dianjurkan tak ke Pemilik Perusahaan tetapi ke Pemerintah Provinsi dengan mengalokasikan dana dari APBD.
 
Harapan, warga  tak mudah mengkonversi tanah pertanian menjadi industri dan perumahan, agar kedaulatan pangan tetap ditangan, sehingga bagi pengembang yang sering menjadikan tanah sebagai obyek manipulasi, bolehlah nanti gigit jari. 

Moga salah satu Program Unggulan Pasangan ASYIK Sudrajat-Syaikhu ini mampu menghambat laju Indonesia 2030 sekarat. Disamping terobosan lain, semisal gagasan Presiden PKS yang bernas disebut diatas.

#FriedaKustantina
#JuruCatat


Posting Komentar

0 Komentar