Melihat gambar diatas sekilas, Anda bebas menilai suasana hati kedua mempelai. Seperti halnya jika ada yang merasa sejuk menangkap senyum perempuan sederhana di gambar tertera itu sah-sah saja.
Memang tak mudah mendapat kata bulat dari sesuatu yang abstrak. Namun tak salah jika Juru Catat mencoba menyambungkan dengan kegiatan di R. M. Selasih Rabu (27/08/2017), ketika seorang tokoh perempuan memberi motivasi agar muncul Kecerdasan Emosi dan Spiritual mereka yang sangat dibutuhkan dalam membentuk karakter putra-putri anak bangsa.
"Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wadzurriyyatinaa qurrata a'yuniw waaj'alnaa lil muttaqiina imaaman" yang artinya: "Ya Rabb kami, anugerahkan lah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
Sengaja siang itu istri Wakil Walikota Bandung menukil penggalan surat Al Furqan ayat 74 dan cermin istri Nabi Ibrahim Alaihissalam ibu dari Nabi Ismail Alaihissalam sebagai contoh konkrit ibu yang cerdas baik emosi maupun spiritualnya.
Mengapa? Karena pada diri Bunda Hajar meski bekas hamba sahaya ini terpantul suri tauladan akan kedekatannya pada Sang Pencipta.
Bagaimana teguh keyakinannya akan datang pertolongan Allah, bisa dihayati dari perjuangan yang melelahkan dan tak kenal putus asa dalam mencari setetes air buat bayi Ismail, meski secara akal mustahil, keyakinan lebih keras dari pandangannya atas Gurun Sahara yang luas.
Sementara penggalan surat Al Furqan yang selama ini Siti Muntamah dawamkan telah menuai dampak nyata atas aliran kemudahan dalam menata hati keluarganya.
Siti Muntamah Oded ingin menyematkan sebagai pengingat pada hati ibu-ibu pejuang peradaban, anggota Rumah Keluarga Indonesia (R.K.I.) Cibeunying Kidul Bandung bahwa sebagai ratu rumah tangga harus memiliki daya juang tinggi dan totalitas keyakinan pada kekuatan doa. Diaplikasikan Siti selaku ibu Icha bersama 6 saudaranya dalam kesehariannya, merasakan teduhnya hati selalu mendapat usapan sepenuh rasa di kepala disertai doa menjadi penghantar tidur mereka.
Siti Muntamah Oded tertangkap mengusap kepala putra kader
"Jangan pelit berbagi doa. Jangan berhenti hanya sampai anak sendiri. Usap dan doakan anak siapapun yang mendekati yang ada di sekitar kita," itu anjuran selanjutnya, agar semua anak Indonesia cerdas dan berakhlak mulia sambungnya.
"Keluarga terdiri dari suami dan istri, sehingga suamipun wajib punya andil dalam mewarnai karakter putra-putrinya. Apalagi bagi anak perempuan, kedekatan hati dengan ayah mutlak diperlukan agar tak mencari pelampiasan kasih sayang di luaran sana," pesan pamungkas Siti berharap membekas.
Mang Oded membersamai Qanita putrinya |
Ilustrasi di atas cukup memberi gambaran bagaimana Aisyah (Icha) pemilik senyum yang menyejukkan itu diasuh. Berbingkai religi dengan menghadirkan suasana teduh dan kasih sayang penuh, terutama di usia balita menjadi pondasi utama.
Begitulah keluarga Muhammad Oded Danial (Mang Oded) Wakil Walikota Bandung dalam melukis dan memberi warna putri-putrinya.
Jadi sependapatkah Anda jika senyum yang menyembul dari Icha itu cerminan dari enerji positif yang terkumpul? Siapa yang tak setuju cung? Ha ha...
(Frieda Kustantina, Juru Catat)
(Frieda Kustantina, Juru Catat)
0 Komentar