The Power Of Kepepet


Gamar dari ziliun.com


Disaat kepepet seseorang ternyata memiliki kekuatan yang tak terduga.
“ah masa seh?”

Setidaknya hal ini pernah menghinggapi anda, teman anda atau keluarga anda. Dan sayapun sering mengalami hal tersebut. Bahkan tulisan inipun, barangkali hasil dari ungkapan “kepepet” juga. Masalahnya, tiba-tiba pimred menagih saya untuk setor sebuah artikel.

Beberapa minggu lalu saya ikut bedah buku karya Fathi yakan yang best seller dengan judul “Komitmen Muslim Sejati”.  Dua minggu sebelum acara saya bergerilya mencari buku tersebut dan alhamdulillah nemu di sebuah toko buku di pojok Geger kalong. Sesampainya di rumah, buku hanya tergeletak begitu saja dan sama sekali tak tersentuh. Bahkan terbersit dalam pikiran saya, “ah gampang bukunya juga tipis, paling 2 atau 3 hari juga kelar”.

Ternyata....... sampai malam terakhir buku itupun sama sekali tak tersentuh. Dan sayapun masih bilang ke diri saya agar bangun tengah malam, untuk sholat dan setelahnya akan membaca  buku tersebut sampai habis. Dan alhamdulillah keinginan tersebut betul-betul terpenuhi dan diluar dugaan  buku yang tadinya dapat selesai  dengan rentang waktu dua hari untuk membacanya, kali ini malah cuma selesai tidak lebih dari tiga jam. Ruarrr biasa pokoknya.

Waktu terus berlalu, dan niat melaksanakan resume dari isi buku tersebut kembali wacana, dan lagi-lagi saya menuruti zona nyaman saya, hingga beliau mewanti-wanti agar besok  resume harus sudah ada. “Alamaaa....k bagaimana ini, waktunya koq mepet banget”.  Tapi ternyata saat-saat kepepet ini, betul-betul melahirkan sesuatu yang berbeda. Dan dalam waktu tidak terlalu lama, akhirnya resume sudah selesai, dan sebagai kenang-kenangan saya posting di blog pribadi.

Dan saya yakin tentu teman-teman pernah mengalami hal-hal yang mepet seperti ini, bukan ? Mungkin lima hari menjelang gajihan dengan uang yang sudah menipis, terus tiba-tiba si anak membutuhkan biaya mendadak. Atau bisa jadi ketika besoknya mau ujian, maka malam sebelumnya bener-bener khusu dalam menghafalnya.

Nah, sebetulnya hal-hal yang serba menunda seperti itu merupkan sesuatu yang sangat jelek dan harus segera ditinggalkan. Dan bagi si pelaku itu sendiri hal ini sangat melelahkan dan menguras energi. Cuma pertanyaannya kenapa kejadian seperti ini bagaikan moment yang sangat membuat bergairah? Jawabannya karena pada saat tersebut full energi kita terfokus pada satu  titik dan tidak menggunakan kata-kata tapi langsung action dan action. Pikiran  terkonsentrasi sehingga alam bawah sadar kita ikut bekerja.  Hasilnya mungkin tak sesempurna dengan orang yang betul-betul niat melakukan.

Dari pengalaman tersebut dapatlah kita ambil poin positif bahwa “the power of kepepet” ini sangat ampuh dan luar biasa dalam menggapai segala harapan. Oleh karenanya kekuatan yang dahsyat ini sperlu kiranya menjadi pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Tanamkan fokus setiap saat agar segala planing dapat berjalan sesuai goal. Bayangkan kalau hari-hari yang dilalui adalah saat kepepet. Maka hidup ini akan selalu bermakna dan tantangannya akan terasa indah. (Tiesna)
                 

Posting Komentar

0 Komentar