Kisah Imam Ibnu Hanifah dan Ibunya

pksbandungkota.com - Ada pepatah mengatakan bahwa "padi jika berisi maka akan semakin merunduk". Hal ini berlaku juga bagi orang yang berilmu, semakin banyak ilmunya maka dia akan menuju pada fase rendah hati dan bijak. Seperti yang dijelaskan oleh hierarki pengetahuan
hierarki pengetahuan  


maka dari itu jika seseorang itu banyak ilmu namun dia tidak mau membagi ilmunya maka dia hanya mencapai tahap knowledge saja, dan bisa dipastikan bahwa ilmu itu hanya bermanfaat untuk dirinya saja. Seperti halnya kisah Imam Ibnu Hanifah saat ibunya bertanya tentang fiqih dan Ibnu Hanifah pun menjawab pertanyaan ibunya, namun tahukah kalian jawaban dari ibunya?
Dia menjawab, "kau tidak tahu apa-apa". Maka ibunya pun menemui seorang dai dimana dai ini adalah hanya seorang yang selalu menyeru pada kebaikan, dia bukanlah ahli fiqih. Lalu sang da'i pun menjawab,''beri saya waktu". Tahukah kalian, da'i itu pergi ke mana? Dia menemui Ibnu Hanifah, dan Ibnu Hanifah pun memberikan jawaban yang sama, dan dia berpesan, "Jangan kau beritahu ibuku kalau jawaban ini dariku". Lihatlah kawan seorang ulama sekelas Ibnu Hanifah yang mengetahui banyak ilmu fiqih, dia tidak marah pada ibunya yang meremehkannya, dia tetap menjaga perasaan ibunya dan berlaku lembah lembut padanya.
Sering kali kita kesal oleh keluarga, kawan yang tidak mau mendengar nasihat kita. Namun bukan berarti kita memaksanya karena hal itu hanya akan membuat mereka semakin menjauh. Berlaku lemah lembutlah pada mereka sehingga Allah akan membukakan pintu hati mereka.
Karena menjaga amarah adalah salah satu ciri orang rendah hati dan orang rendah hati adalah mereka yang faham akan ilmu yang dimilikinya.
"Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu” 
[Ali Imran : 159]

Wallahu'alam (Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar