Bunda Frieda, Dari Mapay Lembur Hingga Meliput Sampai Harus Lembur

PKS

"Aku ya sudah mengenal partai ini sejak bernama PK, " tuturnya, saat kami berbincang sembari memotong-motong sayuran bahan pembuatan bubur Manado, di dapur kantor DPD PKS Kota Bandung. Jemarinya handal berlari kesana kemari, meski usia tak lagi bisa dibilang masih 'pagi'.

Bicara hari Senin, bicara tentang kembalinya kita pada aktivitas keseharian. Hari Senin seringkali dimaknai sebagian orang sebagai permulaan dari kerja panjang dalam satu pekan. Maka satu kata yang teringat kala kita menginjak hari ini, produktivitas. Ya, inilah hari dimana produktivitas -seringkali- diuji. Begitu juga bagi Ibu paruh baya nan enerjik ini, Frieda Kustantina. "Bunda Frieda". begitu kami biasa menyapanya.

Lahir di Bandung membuatnya mencurahkan sebesarnya cinta pada kota kelahirannya. Meski sempat hidup di berbagai kota bahkan hingga ke Biak, Papua, tak membuatnya kelupaan untuk kembali memeluk kota kembang kesayangannya itu. Jangan tanya bagaimana cintanya  beliau pada Bandung. Cukuplah buah pena hasil perasan inspirasinya yang sering nangkring di website ini menjadi bukti betapa jatuh cinta beliau pada Bandung, yang menjadi jalan baginya menapaki kehidupan hingga di usia menuju senja.

Tak betah diam, begitulah Bunda. Ada info pekerjaan di ujung kota manapun ia sambangi. Bukan untuk sekedar menyambung perut. Ah, ini sudah bukan soalan baginya! Yang beliau cari adalah aktivitas bermanfaat. Bukan tipenya, duduk manis diam tanpa aksi. Jangan bayangkan pekerjaan yang beliau ambil adalah semacam kursus menjahit sekedar untuk membunuh suntuk. Beliau kerja kantoran! Kerja kantoran yang jika ada waktu liburan satu kantor, tempat tujuannya adalah Rafting alias Arung Jeram!

Mengenal PKS sejak masih bernama PK, bahkan sebelum komunitas ini bergerak sebagai partai, Bunda Frieda sudah mengaji dengan orang-orangnya. Tentu bukan hal mudah bagi beliau bertahan selama ini, apalagi hingga berbagai badai menerpa perjalanannya. Tapi Frieda tetaplah Frieda. Nyaris tak ada satu event pun yang beliau lewatkan. Begitu ada kabar acara PKS, mulai dari mapay lembur hingga meliput sampai harus lembur, beliau selalu jabani.

Dari beliaulah kami belajar, produktivitas bukan bicara soal usia. Tapi soal kemanfaatan waktu yang kita punya. Sudahkah terisi dengan kebaikan? Atau masih banyak terbuang dengan kesia-siaan? Terimakasih, Bunda...

Selamat ber-hari Senin, pembaca! Jangan lupa, masih ada Selasa hingga Minggu. Jangan lupa, usia kita tak pernah memberi tahu kapan ia bertemu garis finish-nya! Wallahu a'lam. (RD)

Posting Komentar

0 Komentar