Bercermin pada Imam Syafi'i | Kultwit @kupinang






Moh. Fauzil Adhim
@kupinang 



  1. Termangu. Membaca manaqib (biografi) Imam Syafi'i yg ditulis oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, semakin terasa betapa jauhnya sosok itu.
  2. Brtanya-tanya, masih adakah orang yg benar-benar bercermin kepadanya? Kelurusan 'aqidahnya, kehati-hatiannya & kecintaannya kpd syari'at.
  3. Semakin mempelajari manaqib (biografi) Imam Syafi'i, terasa semakin asing sikap, pendapat, teladan & kezuhudannya di negeri ini.
  4. Andaikata pendapat-pendapatnya diungkapkan, adakah muslimin di negeri ini mnghormatinya? Padahal negeri ini mayoritas mengaku Syafi'iyah.
  5. Teringat saat pulang kampung dan bertanyalah saya kepada seorang sahabat yang menyatakan dirinya 100% Syafi'iyah tulen, >>
  6. >> "Kapan terakhir nama Imam Syaf'i dsebut saat brpendapat?" Sahabat ini kaget. "Apakah Ente akrab dg pndapat & manhajnya?" | Trmangu lg.
  7. Bagaimana mungkin seseorang menganggap dirinya Syafi'iyah sedangkan terhadap yg berjilbab besar, ia merasa risih & mencurigainya?
  8. Bagaimana mungkin seorang yang merasa dirinya Syafi'iyah dapat membiarkan istrinya tidak menutup aurat dg sempurna? Sgt bertentangan.
  9. Bagaimana mungkin seseorang merasa dirinya mengikuti pendapat Imam Syafi'i sementara kuburan ditembok tinggi & menjadi bangunan?
  10. Kubur Hadratusy-Syaikh Hasyim Asy'ari adalah contoh yg sesuai. Tidak ditembok, tidak dibangun. Nyaris rata dg tanah. | Sy tdk tahu skrg.
  11. Bagaimana mungkin seseorang merasa dirinya Syafi'iyah jika ia meninggalkan jama'ah ketika imam Subuh tidak qunut? Padahal, tatkala >>
  12. >> Imam Syafi'i mengimami shalat di masjid yg tak jauh dr makam Imam Abu Hanifah, beliau meninggalkan qunut u/ hormati Imam Abu Hanifah.
  13. Uff! Maafkan saya, pembicaraan melebar dari manaqib (biografi) kepada pendapat Imam Syafi'i. Semoga kita dapat bercermin darinya.
  14. Sikap Imam Syafi'i sgt mnarik, mngingat Imam Abu Hanifah wafat brtepatan dg saat kelahiran Imam Syafi'i. Jd, keduanya tak pernah brtemu.  
  15. Perbincangan ini bukanlah soal pemihakan terhadap madzhab, tetapi terutama terkait dengan konsistensi bersikap dan berkeyakinan.
  16. Bahwa tidak pantas seseorang mengaku pengikut Imam Syafi'i, sementara sikap & perilakunya justru sangat bertentangan & bahkan brsikap >>
  17. >> sinis terhadap mereka yang melaksanakan qaul (pendapat) Imam Syafi'i sbg usaha untuk berislam dengan lebih baik.  
  18. Sama anehnya dengan seorang muslim yg dg mantap berkata bahwa ia berpegang pada Al-Qur'an & As-Sunnah, tapi ia tak mengenal keduanya.
  19. Bagaimana kita akan hidup dengan Al-Qur'an jika bacaannya saja tidak kita kenali?  
  20. Bagaimana kita akan berpegangan pada Al-Qur'an jika hati ini jauh darinya? | Omong-omong, sudah baca Al-Qur'an hari ini? 
  21. Allah Ta'ala berfirman, "قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم" QS. 3: 31
  22. Allah Ta'ala berfirman: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad saw.), >>  
  23. >> niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. 3: 31 
  24. Jalan cinta kepada Allah 'Azza wa Jalla adalah tunduk mengikuti tuntunan Rasulullah Muhammad saw. Maka, sudahkah kita mengenalnya? 
  25. Bagaimana mungkin kita akan mengikuti Nabi saw. jika tak mengenal sunnahnya, tak mengenal tutur katanya. 
  26. Maka, marilah sejenak kita bertanya, sudahkah kita membaca hadis Nabi saw. hari ini? Dan apakah kita merenunginya? 
  27. Imam Syafi'i mengingatkan, “Setiap masalah yang di sana ada khabar shahih (hadis) dari Rasulullah (saw). menurut para ahli (hadis), >>  
  28. >> dan ia brtentangan dg pendapatku, maka aku mnyatakan rujuk (meralat) dari pendapatku tadi baik semasa hidupku maupun sesudah matiku.” 
  29. Ketika seseorang datang menemui Imam Syafi'i & menanyakan ttg hadis Nabi saw. serta pendapatnya ttg hadis tsb, Imam Syafi'i brkata:  
  30. “Langit mana yg akan menaungiku & bumi mana yg akan kupijak kalau sampai kuriwayatkn hadis Rasulullah saw kmudian aku brpendapat lain…!? 
  31. Begitu perkataan Imam Syafi'i yg dapat kita petik dari Hilyatul Auliya' karya Abu Nuaim. | Hmm..., seperti apakah kita berislam?
  32. Pamit dulu. Semoga catatan sederhana ini bermanfaat. Bercermin pada Imam Syafi'i, semoga kita rela berpayah-payah menebar ilmu dien. 
[PKSPiyungan.org]

Posting Komentar

0 Komentar