Reaksi DPRD Kota Bandung soal Polemik Ojol-Opang di Pasir Impun

 

Perselisihan antara kelompok ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) di wilayah Pasir Impun mendapat sorotan dari DPRD Kota Bandung. DPRD meminta kedua kelompok tersebut saling menghargai satu sama lain.

Anggota DPRD Kota Bandung Andri Rusmana mengatakan perkembangan teknologi berlangsung sangat pesat hingga ke sektor transportasi. Karena itulah, keberadaan ojek online tidak bisa dibantah sangat dibutuhkan masyarakat.

"Dalam hal ini adanya ojek online yang tidak bisa terbantahkan sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas dalam melaksanakan kegiatan sehari hari. Oleh karena itu muncul istilah ojek online dan ojek pangkalan," ucap Andri.

Kondisi pangkalan ojek pangkalan di Pasir Impun

Dalam perkembangannya, ojek online rupanya lebih banyak dipilih masyarakat untuk mobilitas sehari-hari. Karena itu, Andri menekankan, sudah seharusnya pengemudi ojek pangkalan untuk bisa mengikuti perkembangan zaman.

"Ternyata perkembangannya ojek online lebih banyak dipilih oleh masyarakat daripada ojek pangkalan. Sehingga kearifan lokal ojek pangkalan semakin tidak terbendung keberadaan ojek online. Hal ini menjadi pilihan bagi pekerja ojek untuk memilih online atau pangkalan," jelasnya.

"Bisa menjadi ojek pangkalan mengikuti ojek online atau bertahan dengan rezeki diserahkan kepada Allah SWT," lanjutnya.

Yang terpenting menurut Andri adalah bagaimana ojol dan opang bisa saling menghargai satu sama lain dan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Kota Bandung.

"Diharapkan di Bandung bisa kondusif terhadap profesi ojek ini, semuanya saling terbuka dan masyarakat bebas untuk memilih. Semuanya harus saling menghargai, dan memberikan layanan kemasyarakatan dengan baik dan aman," tutup Andri.

Sebelumnya, keributan yang melibatkan ojol dengan opang terjadi di wilayah Pasir Impun, Kota Bandung pada Jumat (6/9/2024) malam yang dipicu kesalahpahaman.

Posting Komentar

0 Komentar