Bandung Macet, Pemkot Harus Benahi Transportasi Publik

 

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana membangun beberapa flyover untuk mengatasi kemacetan, namun masyarakat lebih memilih memperbaiki transportasi publik. Perbedaan keinginan ini ditanggapi oleh Yudi Cahyadi Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung, pembangunan flyover dan pembangunan transportasi publik ini memiliki fungsi yang berbeda.

“Sebetulnya antara pembangunan flyover, pembangunan transportasi publik, dua hal yang memiliki fungsi yang berbeda. Untuk flyover sebetulnya untuk mengurai tingkat jenuh antrian kendaraan di suatu persimpangan atau solusi perlintasan sebidang kereta api yang selama ini memang diperlintasan sebidang itu rawan sekali kecelakaan. Sedangkan transportasi publik memang itu sistem pengendalian transportasi yang memang jadi salah satu ujung tombak untuk menyelesaikan masalah mengendalikan permasalahan kemacetan,” kata Yudi Cahyadi.

Yudi Cahyadi

Yudi menyebut didalam RPJMD Kota Bandung sebagai pendoman perencanaan pembangunan selama lima tahun, terdapat rencana mengoptimalkan keberadaan transportasi publik untuk atasi kemacetan. Berkaca suksesnya DKI Jakarta yang berhasil mengintegrasikan moda transportasi publik. Namun ia menyadari perlu nya waktu yang tak sedikit untuk merealisasikan hal tersebut di Kota Bandung.

“Kalo kita mengacu pada dokumen pembangunan itu minimal per 5 tahun, yang pertama memang bagaimana kita mengoptimalkan keberadaan transportasi publik, kalo kita bercita-cita seperti DKI, iya DKI itu prosesnya panjang dan Kota Bandung harus memulai itu, kalo ngga salah DKI itu mulai dari tahun 2000 an bahkan 20 tahun lebih memiliki moda transportasi publik yang terintegrasi, nah Bandung baru akan memulai dan tidak langsung jadi semua terintegrasi,” kata Yudi Cahyadi.

Yudi mendorong Pemkot Bandung untuk melakukan transformasi transportasi terintegrasi, dengan sistem kendaraan dikonversi oleh kendaraan yang lebih besar, mengingat masalah kemacetan dikarenakan tidak efisien ruang jalan di Kota Bandung yang memang cukup kecil.

“Program transformasi transportasi terintegrasi, jadi ada beberapa kendaraan yang dikonversi oleh kendaraan yang lebih besar karena masalah kemacetan lebih kepada tidak efisien ruang jalan di Kota Bandung yang memang cukup kecil bahkan sangat kecil, idealnya luas jalan di Kota itu minimal 15 persen dari luasan kotanya, di Kota Bandung masih dibawah 5 persen. Ada jalan arteri untuk transportasi publik yang besar misal bus, dan untuk jalan-jalan yang lokal itu bisa dengan angkot dan angkot ini perlu ditata dikelola sehingga masyarakat jadi nyaman berpergian dengan angkot,” jelas Yudi Cahyadi.

Politisi PKS ini pun menyakini bila transformasi transportasi yang terintegrasi akan berdampak pada kenyamanan dan kemudahan untuk mengakses transportasi publik. Ini membuat masyarakat akan mudah dan semangat menggunakan tranportasi publik, daripada memilih menggunakan kendaraan pribadi.

 

 


Ahmad Farid Fakhrullah

Posting Komentar

0 Komentar