Refleksi 209 Kota Bandung, Masih Banyak PR Yang Harus Dibenahi




Memasuki usianya yang lebih dari dua abad, Kota Bandung terus berbenah. Permasalahan klasik perkotaan seperti kemacetan, banjir limpahan saat musim hujan, sampah, kepadatan penduduk dengan segala dinamika sosialnya, hingga masalah kesejahteraan warganya masih menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan.

Yudi Cahyadi bersama Wali Kota Bandung Oded M Danial

Ketua Sementara DPRD Kota Bandung Yudi Cahyadi menilai permasalahan tersebut menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kota Bandung yang kini dipimpin Wali Kota Oded M Danial dan Wakilnya Yana Mulyana sebagai evaluasi dalam menjalankan roda kepemimpinannya 4 tahun ke depan.

"Ada PR (pekerjaan rumah) yang tentunya terkait beberapa hal, terkait pemeliharaan infrastruktur, kemacetan juga masalah banjir," ucapnya, di Gedung DPRD Kota Bandung, Rabu (25/9).

Meski demikian ia mengaku masih menunggu bagaimana hasil dari solusi yang tengah dilakukan Pemerintah Kota Bandung dalam menyelesaikan pemasalahan-permasalahan tersebut. Seperti contoh permasalahan banjir yang kerap melanda Kota Bandung lantaran tidak mampu menahan limpahan air saat musim hujan turun. Solusi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung yakni melakukan berbagai gerakan pembuatan resapan air dan juga membangun kolam-kolam retensi di kawasan hulu dan hilir.

"Tapi kita belum lihat evaluasi dari pembangunan kolam retensi-retensi (yang dilakukan Pemkot). Kalau ada semacam penurunan berarti on the track tinggal bagaimana memperbanyak kolam retensi," ucapnya.

Selanjutnya terkait permasalahan kemacetan, Dia melihat sudah ada upaya dari Pemerintah Kota Bandung dalam menyelesaikan permasalahan ini. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Pemkot telah mencanangkan beberapa proyek pembangunan fly over.

"Tapi ini harus dikaji juga titik-titik yang tepat (untuk pembangunan). Jadi bukan nambah macet, tapi (fly over) jadi solusi," ucapnya.

Selain itu, Yudi juga menuturkan Pemkot Bandung juga harus lebih fokus dalam penataan dan pemeliharaan infrastruktur. Seperti perbaikan jalan, trotoar, taman dan infrastruktur lain penunjang keindahan kota.

Ia menilai langkah tersebut penting lantaran fasilitas umum tersebut menjadi penunjang kenyamanan bagi warga Bandung maupun wisatawan yang berwisata di Kota Kembang. Dampaknya, tambah dia, tentu terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bandung.

"Kedepan saya pikir Kota Bandung sebagai kota metropolitan, tampilan Bandung harus cantik terpelihara. Karena 33,3% PAD itu dari sektor pariwisata dan jasa. Kalau Bandung sareukseuk (kumuh), banyak orang tidak berminat datang ke Bandung," ucapnya.

Selanjutnya terkait permasalahan pendidikan, Dia melihat kurangnya ketersediaan infrastruktur sekolah terkait sistem zonasi yang mengharuskan adanya pemerataan infrastruktur sekolah di masing-masing wilayah.

"Ini juga problem yang harus secara progressif diselesaikan pemerintah, jangan sampai tiap tahun berulang, masyarakat kesulitan memasukan anak-anaknya ke sekolah karena belum meratanya ketersediaan infrastruktur sekolah di masing-masing wilayah," harapnya.







(Ahmad Farid Fakhrullah)

Posting Komentar

0 Komentar