Memasuki usianya yang lebih dari
dua abad, Kota Bandung terus berbenah. Permasalahan klasik perkotaan seperti
kemacetan, banjir limpahan saat musim hujan, sampah, kepadatan penduduk dengan
segala dinamika sosialnya, hingga masalah kesejahteraan warganya masih menjadi
prioritas utama yang harus diselesaikan.
Yudi Cahyadi bersama Wali Kota Bandung Oded M Danial
Ketua Sementara DPRD Kota Bandung
Yudi Cahyadi menilai permasalahan tersebut menjadi catatan penting bagi
Pemerintah Kota Bandung yang kini dipimpin Wali Kota Oded M Danial dan Wakilnya
Yana Mulyana sebagai evaluasi dalam menjalankan roda kepemimpinannya 4 tahun ke
depan.
"Ada PR (pekerjaan rumah)
yang tentunya terkait beberapa hal, terkait pemeliharaan infrastruktur,
kemacetan juga masalah banjir," ucapnya, di Gedung DPRD Kota Bandung, Rabu
(25/9).
Meski demikian ia mengaku masih
menunggu bagaimana hasil dari solusi yang tengah dilakukan Pemerintah Kota
Bandung dalam menyelesaikan pemasalahan-permasalahan tersebut. Seperti contoh
permasalahan banjir yang kerap melanda Kota Bandung lantaran tidak mampu
menahan limpahan air saat musim hujan turun. Solusi yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung yakni melakukan berbagai gerakan pembuatan resapan air
dan juga membangun kolam-kolam retensi di kawasan hulu dan hilir.
"Tapi kita belum lihat
evaluasi dari pembangunan kolam retensi-retensi (yang dilakukan Pemkot). Kalau
ada semacam penurunan berarti on the
track tinggal bagaimana memperbanyak kolam retensi," ucapnya.
Selanjutnya terkait permasalahan
kemacetan, Dia melihat sudah ada upaya dari Pemerintah Kota Bandung dalam
menyelesaikan permasalahan ini. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), Pemkot telah mencanangkan beberapa proyek pembangunan fly over.
"Tapi ini harus dikaji juga
titik-titik yang tepat (untuk pembangunan). Jadi bukan nambah macet, tapi (fly over) jadi solusi," ucapnya.
Selain itu, Yudi juga menuturkan
Pemkot Bandung juga harus lebih fokus dalam penataan dan pemeliharaan
infrastruktur. Seperti perbaikan jalan, trotoar, taman dan infrastruktur lain
penunjang keindahan kota.
Ia menilai langkah tersebut
penting lantaran fasilitas umum tersebut menjadi penunjang kenyamanan bagi
warga Bandung maupun wisatawan yang berwisata di Kota Kembang. Dampaknya,
tambah dia, tentu terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bandung.
"Kedepan saya pikir Kota
Bandung sebagai kota metropolitan, tampilan Bandung harus cantik terpelihara.
Karena 33,3% PAD itu dari sektor pariwisata dan jasa. Kalau Bandung sareukseuk
(kumuh), banyak orang tidak berminat datang ke Bandung," ucapnya.
Selanjutnya terkait permasalahan
pendidikan, Dia melihat kurangnya ketersediaan infrastruktur sekolah terkait
sistem zonasi yang mengharuskan adanya pemerataan infrastruktur sekolah di
masing-masing wilayah.
"Ini juga problem yang harus
secara progressif diselesaikan pemerintah, jangan sampai tiap tahun berulang,
masyarakat kesulitan memasukan anak-anaknya ke sekolah karena belum meratanya
ketersediaan infrastruktur sekolah di masing-masing wilayah," harapnya.
(Ahmad Farid Fakhrullah)
0 Komentar