Habibie : Dibalik Seorang Tokoh, Selalu Tersembunyi Peran Dua Perempuan, yaitu Ibu dan Istri


Kepergian Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa disapa dengan panggilan sayang "Eyang" ini meninggalkan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagian masyarakat pun jadi tertarik untuk mencari informasi lebih mengenai sosok Habibie.

Habibie bersama Ainun (sumber foto: Google)

 Ada kalimatnya yang cukup terkenal sebagai berikut :"Dibalik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri." Ungkapan ini disampaikan oleh Habibie dalam acara penganugerahan gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari Universitas Indonesia pada tahun 2010 lalu.

Peran dari ibu Habibie sangat besar. R.A. Tuti Marini Puspowardojo, ibunda Habibie selalu menyibukkan diri dengan mengurus dan membimbing anak-anaknya. Habibie mendapatkan kepercayaan istimewa untuk melanjutkan studi ke luar negeri dengan biaya ibundanya.

Lalu bagaimana dengan peran istrinya ? Kenapa Bu Ainun disebutkan juga sangat berperan terhadap kesuksesan Pak Habibie ?

“Saya juga menerima penghargaan ini atas nama keluarga, anak-anak dan cucu-cucu saya, khususnya istri saya yang terus mendampingi saya dengan tulus dan ikhlas, sehingga saya menjadi hamba Allah seperti sekarang ini.” Sebuah kalimat yang mencerminkan bagaimana peran Bu Ainun di belakang kesuksesannya.

Penghargaan yang begitu besar oleh Habibie kepada istrinya memang tidak berlebihan. Hal ini terlihat sejak awal kebersamaan mereka sewaktu di Jerman. Pada saat mula-mula hidup di Jerman mereka adalah keluarga kecil dengan penghasilan suami yang sangat kecil pula. Dalam kondisi inilah Ainun menjadi pendamping yang dapat diandalkan. Untuk menghemat pengeluaran, beliau menjahit sendiri perlengkapan bayi mereka.

Bu Ainun juga kerap menjadi motivator bagi Habibie. Misalnya beliau menyemangati Habibie saat Habibie hampir putus asa karena ide tesisnya diambil alih oleh pembimbing. Berkat dorongan dan semangat dari Ainun, Habibie malah mendapatkan ide yang jauh lebih baik dan sempurna.

Ainun mendampingi Habibie dalam segala hal. Saat mula-mula Habibie menjadi teknokrat, ia menjadi sosok yang mengatur Habibie di belakang layar. Misalnya, ia yang selalu mengingatkan Habibie dalam masalah waktu kerja. Ketika jam telah menunjukkan pukul 22.00, Ainun menelpon Habibie dan mengingatkannya agar menjaga kesehatan. Habibie terkadang meminta stafnya menjawab kalau ia sudah di lift hendak pulang. Padahal ia terus duduk di belakang meja kerjanya.

Ainun juga menjadi pengingat waktu saat Habibie memberikan kuliah atau ceramah. Kita tahu kalau Habibie yang memberi kuliah ia sering lupa waktu. Memeng secara isi materi tidak ada masalah, sebab semua orang akan senang. Namun hal ini dapat mengganggu jadwal acara yang lain yang mengikutinya. Nah, Ainun dengan cara tertentu akan memberikan isyarat kalau Habibie sudah harus berhenti. Setelah melihat Isyarat Ainun, Habibie akan mengatakan: "Saya akhiri ceramah ini, saya sudah diperingatkan oleh Ainun." Sungguh, sebuah penghargaan yang jujur dan menyentuh hati.

Wardiman Djojonegoro, mantan menteri pendidikan (1993-1998) pada era Soeharto mengatakan kalau Ainun juga sangat memperhatikan makanan untuk Habibie. Dialah yang menentukan asupan gizi yang baik untuk sang suami. Sebagai dokter hal ini memang mungkin dilakukannya. Sehingga kalau di depan Ainun, Habibie sangat taat dengan aturan makan yang diterapkan istrinya. Namun terkadang kalau Habibie makan berpisah dengan Ainun, ia sering lupa dengan aturan makan dari istrinya. Hal ini terjadi karena tidak ada orang yang tahu bagaimana makanan yang pas untuk Habibie kecuali Ainun, istrinya.

Pada saat Habibie menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, Ainun adalah seorang yang dengan tulus ikhlas membantu suaminya mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Dalam buku karangan Habibie “Detik-Detik yang Menentukan” tergambar dengan sangat baik bagaimana Ainun mendampingi Habibie dalam kondisi yang sangat gawat dan krusial. Habibie dalam sebuah cerita yang panjang memasukkan dengan gamblang apa saja yang dilakukan Ainun dalam mendampinginya. Ainun pula yang menjadikan Habibie selalu tenang dan matang dalam mengambil sebuah keputusan.

Masya Allah betapa luar biasanya peran orang-orang yang ada disamping tokoh besar. Bahwasanya keberhasilan dari seorang tokoh adalah buah dari didikan sepenuh hati orangtua dan juga kerjasama serta kasih sayang yang tulus dari sang istri. Semoga menjadi inspirasi bagi kita.








Sumber Bacaan :
Insan Shadiqin, Sehat. (2015). "Biografi Ibu Bangsa Hasri Ainun Habibie". [Online]. Tersedia di https://www.kompasiana.com




(Sita Nurhalimah)

Posting Komentar

0 Komentar