Banyak pihak
yang salah kaprah dalam memandang Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ada saja
yang mencibir, tak suka keberadaan partai ini seakan-akan sebagai batu sandungan
bagi partai lain. Sebuah partai dakwah yang amanah tak kenal lelah melayani rakyat.
Keberpihakan PKS terhadap perbaikan nasib rakyat menjadi lebih baik, selalu
diperjuangkan sebagai bentuk jihad, lalu mengapa PKS selalu disalahkan?
Kader PKS sedang menjahit baligho yang telah dirusak oleh oknum
Perobekan baligho, spanduk dan berbagai alat
peraga kampanye dilenyapkan oleh orang yang tak bertanggungjawab. PKS menyayangkan
fenomena tersebut terjadi dan meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas
kasus ini serta menindak tegas pelakunya.
“Kami sangat menyayangkan insiden perobekan
baligho di dekat flyover pelangi Antapani-Kiaracondong sabtu malam (29/12/2018),
karena negara kita adalah negara hukum, kami berharap pihak kepolisian bisa
mengusut tuntas kasus ini,” ujar Tedy Rusmawan, Ketua Umum DPD PKS Kota
Bandung.
Oknum yang tak
suka dengan PKS, selalu saja menghembuskan isu receh prilaku korupsi tentang import daging yang menimpa kader PKS. Kasus
fenomenal ini kerap dijadikan amunisi menembak PKS. Terbukti kasus tersebut sarat
dengan permainan di pengadilan. Kader PKS
tak terbukti menerima uang dari Ahmad Fathonah. Dan hal itu diakui sendiri oleh
Ahmad Fathonah dalam persidangan.
Soal kader
korupsi, teramat banyak data yang menyebutkan bahwa PKS berada di nomor buncit.
Juara korupsi justru partai-partai besar.
PKS hanya jamaah
manusia yang berusaha seoptimal mungkin mendekati kesucian malaikat untuk tak
berbuat dosa dan disaat yang sama berusaha semaksimal mungkin menjauhi setan
agar tak terjerumus dalam kesesatannya.
Inilah partai
yang konsisten menjadi oposisi kritis kepada pemerintah dan terus menyuarakan
kepentingan rakyat dan umat Islam. Inilah partai yang terus berjuang Bersama umat
dan rakyat. Bersuara lantang soal Perppu Ormas, membersamai Aksi Bela Islam
411, 212 dan lainnya. Menolak kenaikan BBM dan import komoditi pertanian. Inilah partai yang para kadernya rela
merogoh koceknya sendiri untuk berjuang dalam dakwah politik, dari yang kaya
hingga yang belum berkecukupan.
Bila Setuju,
Pilihlah Kami
Bila Ragu,
Pelajari Kami
Bila Simpati, Do’akan
Kami
Bila Tidak
Setuju, Kami akan Tetap berjuang untuk anda
0 Komentar