Farah Qonita |
Sumedang—Farah Qoonita sedang santai di kamar kostnya bersama seorang temannya. Baju rumahan dikenakannya malam itu. Ia adalah satu dari sekian banyak pebisnis muda yang ada di Jatinangor, Sumedang. Statusnya sebagai mahasiswa tidak membuatnya takut mencoba berbisnis. Berbekal keyakinan Rasulullah pernah bersabda bahwa bekerjalah seperti kita akan hidup selamanya, dan beribadahlah seperti kita akan mati esok. Qoonita, panggilan akrabnya, berpendapat bahwa dunia dan akhirat kita harus seimbang.
Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) itu memiki perusahaan jasa desain yang benama Kanan Studio. Perempuan yang hobi menggambar, menulis, desain, dan jalan-jalan ke gunung ini sangat bersyukur ketika orang tuanya mendukung dengan memberikan fasilitas kamera dan komputer. Awalnya, ia memulai membuka jasa desain karena ada seorang dosen yang meminta untuk dibuatkan company profile salah satu program studi di Unpad. Semenjak itu, ia bersama tiga temannya yang memiliki kegemaran serta visi dan misi yang sama berkomitmen untuk membuat perusahaan yang menawarkan jasa desain yang sesuai syari’at. Tidak mau menerima proyek-proyek yang tidak diridhoi Allah. Misalnya, desain produk minuman keras, foto prawedding, dan desain baju minim.
“Dari pada kita ngedesain terus nambah dosa, uangnya nggak berkah. Perusahan ini harus dibangun dengan visi-misi yang sama, yaitu memprioritaskan nilai Islam di atas segala-galanya,” ungkap Qoonita.
Berkomitmen dengan jasa yang ditawarkan hanya untuk produk syar’i, Qoonita pernah memiliki pengalaman dalam menerima pesanan produk yang tidak sesuai ketentuan perusahannya. Pernah ada pesanan untuk membuat desain karakter gerobak makanan. Lalu, saat ditanya apakah produknya halal atau tidak, yang meminta malah tidak menjawab. Satu lagi, ada yang pernah meminta untuk mengedit video musik. Karena di dalamnya terdapat model-model perempuan, akhirnya ditolak.
“Alhamdulillah walaupun ada bebarapa yang nggak sesuia kriteria kanan, pasar lain juga ada kok. Jadi, jangan takut menegakkan nilai Islam di bisnis kalian apa pun itu”
Tercatat sebagai seorang mahasiswa, lantas tak membuat Qoonita melupakan kewajiban utamanya. Seperti kata bijak yang ia tuliskan di satu sudut kamarnya, “Saat pagi jangan tunggu sore, saat sore jangan tunggu pagi”. Menurutnya, kalau ada waktu luang harus digunakan sebaik-baiknya dan kalau ada kegabutan, pasti ada pekerjaan yang akan berantakan.
Qoonita dan teman-temannya menawarkan jasa pembuatan kartu nama, poster, infografis, ilustrasi, undangan pernikahan, desain power point, desain karakter, katalog, motiongraphic. Harga yang mereka patok mulai dari Rp50 ribu sampai Rp2 juta. Paling mahal adalah pembuatan motiongraphic, satu menit pertama Rp800 ribu, menit selanjutnya Rp400 ribu. Tapi, tergantung kerumitannya pula.
Tak banya pemuda yang berani memulai bisnis seperti Qoonita dan ketiga temannya. Menurutnya, kalau bisnis itu harus dikembangkan bila memenuhi kriteria: pertama, membuat bahagia ketika mengerjakannya; kedua, dibutuhkan orang lain. Bukan hanya mau saja, tapi langsung dikerjakan. (Fai)
0 Komentar