Oded M Danial Membuka Sidang Tahunan Dewan Ketahanan Pangan



Wakil Walikota Bandung Oded M Danial membuka sidang tahunan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) tingkat Kota Bandung di Hotel Serela, Rabu (23/12). 

Oded mengatakan dengan adanya DKP bisa menjadi perhatian khusus untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kota Bandung. Dalam sambutannya juga, ia sudah menyampaikan kepada para pakar dan ahli pertanian yang hadir pada acara tersebut, agar bisa berbagi rumusan-rumusan supaya Bandung tidak rawan pangan.

Dirinya melihat Bandung memiliki masih memiliki lahan-lahan atau sawah untuk meningkatkan pangan, walaupun tidak sebanyak di Kabupaten. Namun menurutnya Bandung memiliki teknologi dan ahli dalam bidang pertanian.

Ia mencontohkan jika Prof. Mubiar Kartasasmita seorang guru besar ITB berhasil meningkatkan pangan yang biasanya dalam satu hektar bisa menghasilkan 5 ton menjadi 8 hingga 10 ton.

"Inilah yang saya sampaikan tadi, semoga Prof Mubiar dan teman-temannya bisa bekerjasama dengan Dinas Pertanian Bandung,"ujarnya

Untuk mencegah terjadinya rawan pangan di Kota Bandung, Oded berpendapat jika semua berawal dari prinsip pola makan. Ia yakin bahwa kebutuhan karbohidrat dari nasi bisa diganti dengan umbi-umbian, kentang dan lainnya.

Selain itu juga ia menyarankan kepada warga Bandung untuk memperbanyak pola makan sehat, melaksanakan One Day No Rice dan Urban Farming

"Saya melihat urban farming ini menjadi sebuah point. Kalau masyarakat sadar pentingnya sayur dan buah, minimal mereka bisa menanam tanaman untuk keluarganya sendiri,"ucapnya

Sementara menurut Kepala Dinas dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Elly Wasliah kebutuhan beras di Bandung masih cukup tinggi, 700 ton beras perhari.

"Konsumsi beras di Bandung cukup tinggi dikisaran 96 kg perkapita pertahun,"ungkapnya

Ia sangat berharap dengan program One Day No Rice yang akan dimaksimalkan tahun depan bisa mengalihkan potensi pangan lokal lainnya yang bersumber karbohidrat. Dengan begitu konsumsi beras akan berkurang.

Menurutnya dengan menurunnya konsumsi beras maka otomatis kebutuhan beras di Bandung juga menurun. Sehingga konsumsi beras tidak boros.

Dirinya juga menegaskan Kota Bandung tidak rawan pangan, melainkan masih dalam rawan daya beli pangan. Ia berujar dalam aksesibilitas pangan seperti beras, daging, ikan dan kebutuhan lainnya, Bandung masih memiliki stok yang cukup

"Kalau rawan daya beli pangan kita akui masih ada. Terbukti masih ada yang menerima raskin. Masih ada masyarakat kurang mampu yang termasuk kategori rawan daya beli pangan,"tandasnya

Posting Komentar

0 Komentar