Pksbandungkota.com – Jalanan daerah Buah Batu kini mulai
senggang, tak terlihat kepadatan kendaraan layaknya tadi pagi. Namun ada
fenomena yang begitu mengena didalam benak hingga akhirnya tertuang dalam
bentuk tulisan yang mungkin ini menjadi nasehati bagi penulis sendiri. Ayah
Bunda, kapankah terakhir kali Anda melihat anak Anda tersenyum untuk pergi ke
sekolah? Kapan terakhir kali Ayah Bunda melihat sang buah hati begitu
merindukan sekolah nya?
Jika tak salah saya ingat, terakhir kali saya begitu bahagia
berangkat ke sekolah adalah kelas 2 SD, mengapa? Bukan karena beban yang
semakin bertambah namun karena lingkungan sekolah yang semakin tak nyaman.
Sudah mulai lah IQ di atas segalanya, hingga akhirnya dulu aku bingung mengapa
kawan ku yang mencontek lebih dipuji oleh guru dibandingkan kawan-kawan yang
jujur namun nilai nya biasa-biasa saja. Hingga akhirnya ada satu titik dimana
aku mempertanyakan fungsi sekolah untuk masa depanku selain sebagai tiket masuk
untuk dunia kerja dan penghidupan yang layak. Dan tolong dicatat ayah bunda,
“Tiket Masuk”. Sehingga untuk bertahan butuh tiket yang lain.
Namun ada satu hal yang selalu terngiang didalam benak,
pesan ibunda yang tak terlalu mementingkan nilai anaknya, yang dia perhatikan
adalah proses pembelajaranku. Meskipun aku bukanlah siswa yang cerdas namun
ibunda selalu mengatakan padaku bahwa apa yang aku lakukan selama ini tidak
akan sia-sia. Semua akan ada balasannya baik itu perbuatan baik ataupun buruk.
Taka da kerugian yang aku alami, yang terjadi hanyalah pencicilan pengambilan
rejeki yang telah Allah berikan pada masing-masing hamba Nya. Beliau
mengajarkan makna bahagia yang tak dapat diukur oleh apapun yaitu rasa syukur,
rasa yang semua orang bisa mendapatkannya namun tak semua orang memakai nya.
Sesuatu yang membuat anak bodoh pun bisa hidup lebih bahagia
dibanding anak tercerdas sekali pun. Bahagia bukanlah dihitung dengan materi,
karena materi ada masa kaduluwarsanya, kebahagiaan itu tak bisa didapat dengan
sekali dua kali, namun perlu dilatih dengan mengajarkan mindset kehidupan yang
bijak dan bahagia dalam menghadapi realita hidup.
Hingga sang buah hati pada akhirnya merasakan bahwa hidup
nya berarti dan adanya dia di dunia ini pun mempunyai peran penting. (Ipah)
0 Komentar