Ajarkan Makna Bahagia pada Anak


google


Pksbandungkota.com – Jalanan daerah Buah Batu kini mulai senggang, tak terlihat kepadatan kendaraan layaknya tadi pagi. Namun ada fenomena yang begitu mengena didalam benak hingga akhirnya tertuang dalam bentuk tulisan yang mungkin ini menjadi nasehati bagi penulis sendiri. Ayah Bunda, kapankah terakhir kali Anda melihat anak Anda tersenyum untuk pergi ke sekolah? Kapan terakhir kali Ayah Bunda melihat sang buah hati begitu merindukan sekolah nya?
Jika tak salah saya ingat, terakhir kali saya begitu bahagia berangkat ke sekolah adalah kelas 2 SD, mengapa? Bukan karena beban yang semakin bertambah namun karena lingkungan sekolah yang semakin tak nyaman. Sudah mulai lah IQ di atas segalanya, hingga akhirnya dulu aku bingung mengapa kawan ku yang mencontek lebih dipuji oleh guru dibandingkan kawan-kawan yang jujur namun nilai nya biasa-biasa saja. Hingga akhirnya ada satu titik dimana aku mempertanyakan fungsi sekolah untuk masa depanku selain sebagai tiket masuk untuk dunia kerja dan penghidupan yang layak. Dan tolong dicatat ayah bunda, “Tiket Masuk”. Sehingga untuk bertahan butuh tiket yang lain.
Namun ada satu hal yang selalu terngiang didalam benak, pesan ibunda yang tak terlalu mementingkan nilai anaknya, yang dia perhatikan adalah proses pembelajaranku. Meskipun aku bukanlah siswa yang cerdas namun ibunda selalu mengatakan padaku bahwa apa yang aku lakukan selama ini tidak akan sia-sia. Semua akan ada balasannya baik itu perbuatan baik ataupun buruk. Taka da kerugian yang aku alami, yang terjadi hanyalah pencicilan pengambilan rejeki yang telah Allah berikan pada masing-masing hamba Nya. Beliau mengajarkan makna bahagia yang tak dapat diukur oleh apapun yaitu rasa syukur, rasa yang semua orang bisa mendapatkannya namun tak semua orang memakai nya.
Sesuatu yang membuat anak bodoh pun bisa hidup lebih bahagia dibanding anak tercerdas sekali pun. Bahagia bukanlah dihitung dengan materi, karena materi ada masa kaduluwarsanya, kebahagiaan itu tak bisa didapat dengan sekali dua kali, namun perlu dilatih dengan mengajarkan mindset kehidupan yang bijak dan bahagia dalam menghadapi realita hidup.
Hingga sang buah hati pada akhirnya merasakan bahwa hidup nya berarti dan adanya dia di dunia ini pun mempunyai peran penting. (Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar