Al Unsu Billah



manusia

pksbandungkota.com - Dalam perkembangan hidupnya manusia seringkali berhadapan dengan berbagai masalah yang berat untuk diatasi. Akibatnya timbullah kecemasan ketakutan dan ketidaktenangan. Oleh karenanya ketenangan dan kedamaian jiwa menjadi suatu hal yang kerap dicari oleh tiap orang sebagai bekal untuk menjalani hidup yang terkadang terasa berat.
Bahkan terkadang segala apa yang telah diikhtiarkan, materi yang telah didapatkan, posisi yang telah diupayakan tidak memberikan makna kebahagian dan ketenangan bagi diri kita. Seakan segala sesuatunya menjadi bias dari apa yang diharapkan. Hati nurani bertentangan dengan realita. Realita kondisi yang bagi banyak kalangan mampu memberikan ketenangan tidak selaras dengan nurani yang merasakan.
Dalam buku Mohammad Fauzil Adhim, terdapat puisi yang indah yang mengungkapkan makna ketenangan
Jika kesunyian tak mampu menghadirkan ketenangan,
jika sujud dan ruku’ kita tak lagi mendatangkan ketentraman dan kesejukan jiwa,
ada yang perlu kita tengok dalam diri kita.
Kita perlu mengambil jarak dan melakukan hentian sejenak
dari kesibukan-kesibukan yang terus memacu kita untuk berlari.
Kita perlu mencari kejernihan ditengah hiruk pikuk kehidupan maupun mimpi-
mimpi kita

Jika bertambahnya rezeki tak menambah kebahagiaan, ketenangan dan kekhusyukan,
ada yang perlu kita periksa sejenak.
Atas sedekah dan ibadah kita,
ada yang perlu kita cermati dengan jernih barangkali ada salah niat yang terselip.

Atas berlimpahnya harta yang tak menambah keteduhan hati dan kesejukan jiwa,
ada yang perlu kita renungi; tentang diri sendiri, tentang tetangga kita, tentang do’a-do’a kita
 serta berbagai hal yang berkaitan hubungan kita dengan  Allah Ta’ala
maupun hubungan dengan sesama.
Ambillah jarak kawan, luangkan waktu dan lakukan hentian sejenak
semoga kita dapat menemukan ketenangan ditengah kesibukan
serta meraih kejayaan di dunia dan di akhirat.

Sesungguhnya perasaan tentram dengan Allah tidak datang tanpa sebab dan usaha. Allah SWT mengingatkan bagi setiap mukmin bahwa ketenangan hakiki sejatinya lahir dari kedekatan dengan Allah SWT. Dia adalah buah dari ketaatan kepada Allah, mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya serta bersungguh-sungguh dalam mencintai-Nya. Itulah Al Unsu Billah. Rasa tenang, tentram, damai, rindu, intim dengan Allah SWT. Sebuah suasana jiwa yang akan mengusir semua gelisah, resah, duka, dan rasa takut. 

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” 
(QS ar-Ra’du:28)

Al Unsu Billah, rasa nyaman bersama Allah SWT, merupakan perpaduan dari rasa mengagungkan dan kehusyu’an. Suasana yang memenuhi jiwa manusia, yang menjadikan rasa bahagia saat berkhalwat dengan-Nya. Mendapati keteduhan dalam kesendiriannya bersama Allah SWT. Mampu terus menerus bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Terus menyenandungkan doa, pujian, tasbih kepada-Nya. Merasakan bahwa seluruh makhluk yang ada, tanaman, gunung-gunung, udara, batu, pasir, tanah semua bersama-sama mengucapkan tasbih. Merasakan hubungan kasih sayang antara diri dengan alam sekitarnya. (Zev)

Posting Komentar

0 Komentar