Pendidikan Bergengsi, Tapi Punya Akhlaq Kok Gengsi



Setiap pagi, kita melihat lalu lalang manusia berseragam, ada yang berseragam putih merah, ada yang putih biru, ada juga yang putih abu. Jika menengok ke arah transportasi umum, yang bisa ku lihat hanyalah segerombolan siswa yang berlomba-lomba menuju sekolah.

Namun ada yang ku khawatirkan, bisa saja penampilan mereka seperti orang sekolahan, namun lisan dan perbuatan nya tak menunjukkan seperti orang yang berpendidikan. Kata-kata yang terucap hingga kalimat yang terungkap, semua berisikan kalimat kosong yang tak bermakna.

Sering kali ku lihat, mereka sibuk dengan gadget nya, bahkan ada orang tua yang butuh tempat duduk saja, mereka hiraukan. Begini kah potret putra masa depan bangsa?

Menjerit tak karuan, saat idola nya muncul dihadapan mata, membela idola mereka hingga mengorbankan uang jajan bahkan melawan orang tua, agar bisa bertemu idola nya. Apakah idola mereka mengenal mereka? Belum tentu.

Saat ujian bukanlah menjadi ajang untuk menuju dari proses tidak mengerti menjadi mengerti, kini ujian hanya menjadi ajang berlomba lomba dalam memperoleh nilai yang bisa jadi saat ujian berakhir, ilmu yang kau pelajari saat ujian, hilang tak bersisa.

Saat jujur pun bukan lagi menjadi kebanggaan, malah menjadi rasa malu bahkan terlihat seperti aib, menyontek pun menjadi hal yang lumrah, bahkan ada istilah "menyontek untuk kebaikan", ya kebaikan kita untuk menghancurkan generasi bangsa. Akhirnya bukan akhlak yang menjadi penting bagi kehidupan, tapi materi duniawi yang menjadi prioritas, bahkan tak heran jika banyak orang yang menghalalkan berbagai cara untuk kaya, tak peduli walaupun dengan cara haram.

Lupakah kita pada pesan baginda rasulullah saw?

Lupakah kita pada janji Allah SWT, Tuhan semesta alam?

"Bahwa yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya di mata Allah adalah akhlak nya."

Ingat baik-baik, seharusnya malu diri ini jika memang benar berpendidikan tinggi tapi tak mampu mencerdaskan orang sekitar. Hanya bisa mengeluh akan ketidak-mengerti-an masyarakat yang belum faham. Tugas kita adalah memahamkan mereka, tak ada manusia yang tak berguna. Yang ada hanyalah manusia yang dibukakan hatinya dan manusia yang sudah terkunci hatinya. (Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar