Nurani Yang Tak Pernah Padam



Nurani Esti Lestari. Sebuah nama yang jika kita telusuri melalui mesin pencari di Internet, akan menyuguhkan banyak berita tentangnya. Memang, ia bukanlah satu-satunya perempuan yang 'tenar', apalagi paling 'tenar'. Setidaknya, ia adalah satu dari sekian perempuan penuh inspirasi.

Di hari Ibu tahun ini, agaknya layak bagi kita mengenal lebih dekat sosok-sosok ibu di sekitar kita. Kali ini, kita akan mengenal lebih dalam tentang Nurani Esti Lestari. Siapakah dia? Perempuan kelahiran Semarang tahun 1961 ini tumbuh besar di Bekasi Jawa Barat. Di usianya yang telah melewati setengah abad ini, Nurani atau lebih dikenal dengan panggilan 'Nunu' telah membesarkan lima orang anaknya bersama sang suami, Dr. Taufikurrahman.

Nurani muda tekun mempelajari banyak keterampilan. Sejak SD ia telah giat belajar menari, dari satu sanggar ke sanggar lainnya. Kesukaannya pada seni tari ini kemudian yang memperkenalkannya pada budaya-budaya tradisional dari berbagai daerah. Nurani terampil menarikan tari tradisional Jawa, Bali, Sumatera, hingga Kalimantan.

 Beranjak ke usia Sekolah Menengah, Nurani belajar keterampilan khas perempuan : menjahit, menyulam, dsb. Keterampilan yang satu ini bahkan masih melekat hingga sekarang. Nurani yang telah menjadi seorang istri, memanfaatkan keterampilan tersebut untuk menyokong kebutuhan sandang keluarganya.

Nurani yang telah beranjak dewasa memutuskan untuk berkuliah di jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Institut Pertanian Bogor. Bukan hal yang kebetulan saya kira, melihat kecenderungan Nurani sejak kecil. Jurusan ini kemudian semakin mematangkan pribadinya sebagai sosok perempuan yang menguasai betul segala keterampilan yang diperlukan oleh seorang ibu.

Dan benar, Nurani menemukan jalannya bersama suami. Sama-sama memiliki perhatian yang besar pada kondisi masyarakat, keduanya berjalan seiringan melakukan berbagai bakti pada masyarakat. Dr. Taufikurrahman yang berlatar belakang pendidikan Biologi membaktikan ilmunya pada konsentrasi lingkungan masyarakat, salahsatunya dengan mendirikan LSM Greenlife Society. Sementara Nurani, dengan bekal keilmuannya tentang keluarga, cenderung memilih lembaga ke-perempuanan seperti Salimah, yang bermotto 'Peduli pada Perempuan, Keluarga dan Anak Indonesia', hingga pernah menjadi ketuanya selama lima tahun.

Tak pernah berhenti. Barangkali itu kata yang tepat disematkan pada nama Nurani. Kiprahnya sebagai perempuan sekaligus ibu tak pernah mengenal jeda. Nurani pernah mengabdikan dirinya sebagai anggota DPRD Kota Bandung periode 2009-2014. Namun, hingga kini telah turun dari jabatannya pun, Nurani tak menghentikan perannya di masyarakat. Nurani terus aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.

Nurani Esti Lestari. Hingga kini ia tetap dikenal di kalangan kerabatnya sebagai sosok yang penuh energi. Tak jarang perempuan-perempuan yang masih muda diajaknya untuk mempelajari banyak hal, seperti keterampilan mengelola keuangan keluarga dan menjadi ibu cerdas yang berbisnis dari rumah. Kesemuanya itu tanpa imbalan apapun.

Ya..pasti benar kata pepatah. Di balik laki-laki hebat, ada perempuan hebat yang mendukungnya dari belakang. Ia lah Nurani, sosok perempuan zaman ini, yang turut mendukung kiprah luar biasa suaminya. Ialah Nurani, yang tak pernah padam. (RD)


Posting Komentar

0 Komentar