Angin Segar Bagi Keluarga Indonesia



Suksesi Kepemimpinan yang satu ini beda, tak ada konflik ketika Ani Rukmini terpilih kembali untuk mengemban amanah Ketua Salimah Jawa Barat kedua kalinya, periode kepengurusan tahun 2013 - 2017 yang pelantikannya baru dilaksanakan 19 Desember tahun 2014 kemarin, akibat berbagai kesibukan yang cukup menjalar selama masa 2013-2014.

Ani Rukmini, pagi pagi sudah mengingatkan bahwa seluruh pengurus Salimah Jabar harus sudah mulai mempersiapkan calon pemimpin Salimah untuk tahun 2018 , sehingga ketika tiba waktu suksesi nanti semua daerah sudah punya calon yang mumpuni yang siap menerima estafet amanah untuk menjalankan roda organisasi.

Berbagai isu yang berkembang di masyarakat khusus permasalahan anak, menjadi perhatian Ani Rukmini, itu sebabnya applause diberikan kepada Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan , yang konsen terhadap permasalahan anak, dengan menerbitkan Peraturan Daerah No. 9 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketahanan Keluarga. Kiranya penghargaan tadi tak berlebihan , mengingat baru satu satunya di Indonesia Ketahanan Keluarga yang merupakan salah satu program BKKBN diapresiasi Gubernur dan dituangkan menjadi Perda.

Otomatis program Gubernur sejalan dengan program Salimah yang konsen terhadap masalah Ibu dan anak Indonesia direspon positif. Terbaca dalam Salimah mengusung tema acara Muswil Salimah Jabar berikut : 'Peran Serta Salimah dalam Membangun Ketahanan Keluarga di Jawa Barat'.

Dari beberapa yang memberikan sambutan, semua mengakui peran Salimah di masyarakat sangat menonjol, bahkan Euis Djulaeha Sahidin selaku Ketua BKOW mengacungkan jempol karena Ani Rukmini mampu menjadi motivator di BKOW, meski Salimah yang dikomandaninya tercatat sebagai tergolong ormas termuda, terdaftar dengan nomor 62 dari 66 anggota ormas lainnya.

Acara Muswil yang dilangsungkan 19 Desember lalu, bertempat di ruang Sangga Buana, Gedung Sate Bandung dengan ditandai Pengucapan Ikrar setelah Pengurus dilantik oleh Pimpinan Salimah Pusat, Nurul Hidayati. Esok hari dilanjut dengan Rapat Koordinasi Wilayah ditempat beda, di gedung P4TKIPA Bandung, ditandai penyerahan piagam penghargaan kepada Pengurus Daerah yang berprestasi.

Sejalan dengan pembicara terdahulu, Nurul memaklumkan kepada undangan yang hadir dari berbagai unsur ormas wanita di Jawa Barat, bahwa Salimah bagian dari komunitas yang beragam, ingin berkontribusi dalam memecahkan masalah ibu dan anak Indonesia yang makin mengkhawatirkan kondisinya. Sebagai halnya yang diresahkan Rasulallah SAW ketika mendapati perempuan direndahkan bahkan dianggap aib keberadaannya dalam keluarga bagi masyarakat jahiliyah Arab ketika itu. Untuk kepedulian Rasul ini, Nurul merujuk Surat Attaubah ayat 128 yang artinya : "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat inginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang orang beriman".

Nurul juga mengingatkan bahwa Salimah harus mengenal semua program Pemerintah Provinsi yang berkaitan dengan ibu dan anak, agar Salimah Jabar dapat berperan dan memberikan kebaikan langsung kepada masyarakat.

Seolah berkesinambungan, sambutan dari Nenny Kencanawati yang dengan detail mengurai kemerosotan moral anak saat ini di masyarakat, mulai dari kasus Emon yang punya IQ diatas rata rata sehingga mampu mengiurkan anak laki belia untuk diperdaya, pesta maut oplosan, perdagangan anak perempuan hingga pergaulan bebas muda mudi, yang ujungnya anak perempuan menanggung rugi setelah dihamili laki laki.

Pembaca budiman, ketika serbuan globalisasi menerpa anak negeri dan media masa, baik cetak maupun elektronik makin liar menjalar, kehadiran Salimah di Indonesia umumnya dan Jawa Barat khususnya adalah suatu keniscayaan. (Frieda)















Posting Komentar

0 Komentar