Sehari Tanpa Nasi, Bersama Nur Mahmudi Ismail

PKS

Bandung. Ramah dan Sederhana. Begitulah kesan yang kami dapat ketika menemui Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail di Hotel Preanger, Bandung, di sela-sela persiapannya menuju kantor BPK Jawa Barat untuk menerima penghargaan pengelolaan keuangan daerah yang Wajar Tanpa Pengecualian.

Walikota yang terkenal dengan gagasan One Day No Rice ini menerima kami di ruang pertemuan dengan tanpa pengawalan. Terbuka dan tanpa sekat. Pembicaraan panjang lebar pun nyaman kami nikmati hingga tak terasa lebih dari satu jam. Sayang sekali harus terhenti, karena Pak Nur Mahmudi Ismail harus segera bersiap menuju pertemuan di Kantor BPK Jawa Barat.

Banyak ilmu yang kami peroleh saat berbincang dengan beliau. Terutama soal gagasan sehari tanpa nasi yang beliau gelorakan. "Dasar dari gerakan ini sebenarnya sudah jelas, kita ingin wujudkan kota yang sehat. Sama toh dengan Bandung, ada cita-cita kita ingin wujudkan Bandung sehat." ungkapnya mengawali penjelasan mengenai gerakan One Day No Rice. Berangkat dari keinginan ini, menurut Nur Mahmudi Ismail, kita perlu gerakkan ahli kesehatan untuk membantu gerakan kita. Kita awali dengan mendata indeks massa tubuh. Fakta yang diperoleh, masyarakat banyak yang belum memenuhi berat badan ideal. Masih ada yang berada pada wilayah Obesitas, overweight (gemuk), ataupun kurus.

Ternyata keadaan ini berawal dari monotonnya jenis makanan yang kita makan. Misal, daging melulu, atau sayur melulu. "Yang lebih banyak memang, karbohidrat kita nasi melulu," paparnya. Padahal, keberagaman hayati Indonesia sudah menyediakan sarana luar biasa untuk kita dapat mencapai indeks kesehatan yang terbaik, lanjutnya lagi. Gagasan One Day No Rice ini pun berasaskan empat hal, makanan kita harus memenuhi aspek BBSA (Beragam, Bergizi, Seimbang, Aman). Berpedoman pada pengukuran indeks massa tubuh, kita bisa tentukan PPH (Pola Pangan Harapan) yang diperlukan masing-masing orang. "Dari sinilah kita bisa mengatur diet warga, dengan pola ini... kita bisa minta bantuan orang Dinkes untuk ini.." pungkasnya.

Sungguh berbeda dengan tampilannya yang bersahaja, kapasitas ilmu dan gagasan Nur Mahmudi Ismail sangat luar biasa. Nyaris larut dalam 'kuliah' satu jam bersamanya, kami akhirnya tersadar waktu telah berjalan lebih dari satu jam. Akhirnya kami harus berpisah dengan Walikota ahli teknologi pangan ini. Tak heran kalau Walikota Depok ini penuh prestasi dan penghargaan. (RD)


Posting Komentar

0 Komentar