Sebuah perubahan
memerlukan rancang bangun yang kuat sehingga bangunan yang akan dibangun itu
dapat menyentuh realitas yang ada, menjawab segala permasalahannya dan membuat
nyaman atas perubahan yang tercipta itu. Hal ini adalah area ide,
gagasan-gagasan yang diracik dalam merespon kesenjangan antara idealita dan
realita, dengan rumusan-rumusan suatu pemahaman yang memungkinkan menjawab
permasalahan itu.
Gagasan-gagasan
banyak bermunculan menawarkan konsepsi suatu perubahan. Namun tidak sedikit
gagasan-gagasan itu tenggelam tak berbekas karena tidak adanya kejelasan
konsep, konstruksi yang membangunnya terlampau kabur, utopia, dan sulit
tersimulasikan dalam ruang logika, serta ketiadaan rekaman yang dapat melacak
antara satu ide dan ide lainnya yang dapat membangun sebuah kesatuan konstruksi
gagasan perubahan.
Disinilah
pentingnya suatu gagasan tertuang dalam sebuah media yang dapat memaparkan
permasalahan yang dihadapi, kondisi yang seharusnya dibangun, gagasan yang
ditawarkan, serta konklusi dan solusi dari permasalahan tersebut. Media itulah
yang akan merekam gagasan itu sehingga dapat dengan mudah dibaca, dikomunikasikan, disebarkan, dan
merangsang orang banyak untuk menerima dan secara rela merealisasikan ide
tersebut.
Tulisan menjadi
media yang terbaik untuk mengkomunikasikan dan merekam segala gagasan. Hal ini
tentunya sangat realistis, kita dapat bayangkan betapa banyaknya
ideologi-idelogi dan bahkan sebuah kepercayaan yang berumur hingga berabad-abad
tahun dapat lestari sampai sekarang karena adanya dokumentasi yang dibuat oleh
para pemikirnya dalam bentuk tulisan. Gagasan itu akan senantiasa dapat dibaca
dan mungkin diyakini kebenarannya hingga akhirnya sekelompok orang menganut
ideologi atau kepercayaan itu, melestarikannya dan memperjuangkan untuk
merealisasikan ideologi tersebut.
Gagasan-gagasan
yang tertulis itu menembus ruang dan waktu sehingga orang-orang dapat
menyepakati kebenarannya dan dengan sukarela memperjuangkan ide tersebut. Hal
ini pun terjadi dalam da’wah ini, rentang yang amat jauh antara Timur Tengah
dan Indonesia, lewat interaksinya dengan beberapa literatur da’wah Ikhwanul
Muslimin, sekelompok pemuda mendialogkan ide-ide yang ada di dalamnya kemudian
mentranformasikan ide-ide tersebut dalam konteks kekinian dan ke-di sini-an Indonesia,
hingga akhirnya berdirilah partai da’wah yang masih kokoh sampai sekarang.
Setiap kita dapat
menjadi pelopor dan memberikan gagasan yang terbaik bagi perbaikan umat dengan
apa yang kita pahami. Ruang-ruang solusi sangat dibutuhkan terkait dengan kompleksitas
permasalahan yang dihadapi oleh umat saat ini. Dengan gagasan yang kita tulis,
bisa jadi itu adalah solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh seseorang.
Tuliskanlah ide dan
sebarkanlah! Sebab itu adalah wakaf kita
dengan keilmuan yang kita miliki, karena kita tidak pernah mengetahui apakah
ide yang kita tuliskan itu menjadi obat bagi perbaikan umat ini dengan ruang
dan waktu yang tak pernah kita ketahui.
Kita tidak perlu
menjadi penulis yang handal dalam Da’wah bil Qolam ini. Namun dengan
membiasakan menuliskan ide tersebut, akan mengasah kualitas narasi tulisan yang
kita buat. Status facebook atau media sosial lainnya yang kita miliki menjadi
media yang berharga untuk melatih hal itu. Menulislah dari mulai hari ini,
karena tulisan anda adalah donasi anda bagi perubahan. [Abi Farhan]
0 Komentar