Anggota Komisi II DPRD Kota
Bandung, Siti Marfu'ah, meninjau pelaksanaan Pasar Kreatif yang digelar
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung di Botanical Mall. Ia
menyebut, kegiatan ini menjadi ajang fasilitasi yang baik bagi pelaku UMKM,
meski belum tentu semua memperoleh profit sesuai harapan.
“Kalau bicara teori, pameran
seperti ini tujuannya branding bukan selling. Hal ini harus difahamkan kepada
para pelaku UMKM, bahwa momen ini adalah untuk memperkuat brand,” ujarnya.
![]() |
Siti Marfu'ah hadir di pasar kreatif |
Menurutnya, hasil penjualan di Pasar Kreatif beragam. Ada yang laku banyak, ada juga yang belum. Tren produk, terutama fashion yang sedang lesu, turut mempengaruhi omzet.
“Rata-rata meskipun punya toko
offline, transaksi ramai tetap terjadi di toko online,” tambahnya.
Siti juga menyoroti tantangan
bagi UMKM pemula, khususnya yang belum memiliki perlengkapan pameran.
“Mereka lumayan lelah mengangkut
barang dari parkiran, bahkan harus menambah biaya untuk tenaga bantu. Itu kerap
jadi keluhan pelaku UMKM,” jelasnya.
![]() |
Siti Marfu'ah saat di Pasar Kreatif |
Meski begitu, ia menilai fasilitasi dari Disdagin sudah cukup baik, tinggal bagaimana pelaksanaannya bisa lebih intensif dan berdampak pada peningkatan branding UMKM.
Terkait pertanyaan apakah Pasar
Kreatif bisa mendongkrak perekonomian, Siti menyebut kegiatan ini bisa menjadi
salah satu indikator.
“Harapannya ini ikhtiar
mendongkrak perekonomian. Namanya ikhtiar, ada yang sukses, ada yang standar,
ada yang belum berhasil. Tapi sejauh ini, kalau dilihat dari omzet, ada
pergerakan transaksi, ada penjualan, berarti ada income,” pungkasnya.
0 Komentar