Musim hujan ancaman banjir
menghantui Kota Bandung dari Januari hingga awal Maret 2025, sudah sembilan
kejadian banjir tercatat di berbagai titik, mulai dari Komplek Adipura,
Rancasari, Andir, hingga Derwati. Tingginya curah hujan dan kapasitas drainase yang
tidak memadai menjadi penyebab utama. Namun, persoalannya lebih dari sekadar
hujan ancaman banjir mitigasi bencana yang masih lemah memperparah situasi.
![]() |
Banjir di Bandung Timur |
DPRD Kota Bandung menyoroti belum adanya masterplan sistem drainase yang jelas. Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana menyayangkan lambatnya perencanaan infrastruktur air.
“Sampai hari ini kita masih belum
memiliki rencana menyeluruh soal aliran air dari selokan kecil ke sungai besar.
Ini harus segera diselesaikan,” tegas Andri Rusmana.
Andri Rusmana menjelaskan Dinas
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) sebenarnya telah menjalankan
program Mapag Hujan bersama Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga. Kegiatan
mencakup pembersihan saluran air, sungai, hingga penanaman pohon di daerah hulu
sebagai langkah preventif.
Andri menambahkan apakah
langkah-langkah ini cukup? Nyatanya, banjir tetap terjadi, dan sistem drainase
masih jauh dari kata optimal.
Menurutnya DPRD Kota Bandung
mendorong percepatan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),
yang diharapkan bisa meningkatkan koordinasi dalam penanganan bencana.
“Mudah-mudahan pertengahan tahun
ini BPBD bisa mulai beroperasi,” ungkap Andri.
Andri mengungkapkan keberadaan
BPBD bukanlah jaminan masalah banjir akan selesai. Tanpa perbaikan tata kelola
air yang menyeluruh dan tanpa partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga
lingkungan, pembentukan BPBD bisa jadi hanya menambah struktur birokrasi tanpa
dampak nyata di lapangan.
Andri menyampaikan musim hujan
akan terus datang setiap tahun, dan banjir bukan lagi sesuatu yang mengejutkan
bagi warga Kota Bandung. Respon cepat pemerintah diperlukan setelah bencana
terjadi serta benar-benar mempersiapkan langkah antisipasi yang konkret.
“Ngobrolin banjir bagusnya jangan
pas usum hujan tapi musim kemarau, urusan kebencanaan ini tidak hanya
didiskusikan tidak hanya pas terjadi, tidak hanya pas musim hujan, tapi sejak
dini sehingga kita bisa meminimalisir dampak Ketika missal terjadinya bencana,”
ujar Andri.
0 Komentar