Kondisi air tanah di Kota Bandung
dan sekitarnya kritis. Hasil kajian Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan
(PATGL) Badan Geologi terjadi penurunan muka air tanah di Kota Bandung mencapai
60 hingga 100 meteran.
DPRD Kota Bandung pun meminta
pemkot untuk menggelontorkan program pembangunan sumur resapan hingga ke
rumah-rumah warga. Hal ini juga dinilai bisa menggugah semangat warga untuk
menjaga konservasi air tanah.
"Membangun semangat untuk
membangun sumur resapan. Sebetulnya tidak harus gede amat. Kan bisa dengan
pipa-pipa, misalnya diameter 20 sentimeter. Jadi, jatuhnya air tidak langsung
mengalir begitu saja. Tapi, tertampung dulu," kata Ketua Fraksi PKS DPRD
Kota Bandung Iman Lestariyono, Kamis (2/2/2023).
Iman Lestariyono |
Iman mengatakan Pemkot Bandung harus memfasilitasi gerakan masyarakat untuk membangun sumur resapan, minimalnya rumah-rumah warga memiliki biopori.
"Saya pikir itu anggarannya
tidak terlalu mahal. Kalau yang gedekan drumpori, ini mungkin biopori juga
bisa. Kan bisa ke gang-gang dan rumah," ucap Iman.
"Ini penting. Setelah
didorong sebagai gerakan dan program, kemudian anggaranya bisa keroyokan antar
dinas. Kita bisa merespons krisis cadangan air ini, atau bisa menahan penurunan
air tanah," ucap Iman.
Selain sumur resapan, Ketua
Fraksi PKS ini pun mengatakan pengadaan ruang terbuka hijau (RTH) juga harus
menjadi perhatian. Sebab, RTH bisa membantu penyerapan cadangan air. Iman menegaskan
saat ini pemkot kesulitan untuk memenuhi luas RTH sebesar 30 persen, dari luas
Kota Bandung.
"RTH tidak sekadar menunggu
penambahan sekian persen dari pengembang. Tetapi juga harus berani
mengalokasikan anggaran atau beli tanah. Walaupun ada kasus hukum soal bab RTH
ini," ucap Iman.
Lebih lanjut, Iman menyinggung
soal peran Perumada Tirta Wening yang mengelola pelayanan air di Kota Bandung.
Selama ini, lanjut Iman, kebocoran di PDAM mencapai 40 persenan. Ia mendesak
agar Perumda Tirta Wening untuk menekan kebocoran.
"Kemudian, soal penggalian
tanah untuk memanfaatkan air oleh perusahaan, kadang hotel dan lainnya, kadang
tidak ketahuan. Secara tidak langsung juga ini kan mengurangi, penurunan muka
air tanah," kata Iman.
Sebelumnya, hasil kajian Pusat
Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGL) Badan Geologi menyebut kondisi
muka air tanah di Bandung Raya kritis. Muka air tanah di Kota Bandung dan
sekitarnya semakin menurun sekitar 60 meter hingga 100 meter.
Kepala PATGL Badan Geologi Rita
Susilawati mengatakan ada beberapa zona konservasi terkait air tanah, dari zona
aman hingga kritis. Zona konservasi muka air tanah disebut aman ketika
kedalamannya mencapai 20 hingga 40 meter.
"CAT (cekungan air tanah) di
Bandung Raya itu berkisar antara 60 meter sampai 100 meter dari sebelumnya,
jadi kita ini (di Bandung) harus ngebor (untuk memanfaatkan air tanah) semakin
dalam," kata Rita kepada awak media di kantor Badan Geologi, Rabu
(1/2/2023).
Ahmad Farid Fakhrullah
0 Komentar