4 Persiapan Menyambut Kelahiran Sang Buah Hati


Alhamdulillahirobbil’alamiin, akhirnya garis dua itu tiba juga. Kini, amanah baru tengah menanti, yaitu menjadi orangtua. Bahagia sudah pasti dirasa, namun rasa khawatir juga kerap hadir menyapa. Apakah kami telah siap menjadi ayah dan ibu?


1. Persiapan Mental


Bertambahnya personil baru dalam keluarga akan menjadi tantangan tersendiri karena banyak adaptasi yang harus dilakukan. Siapkan diri untuk menerima perubahan ini karena ritme harian tentu harus menyesuaikan dengan kebutuhan si kecil nantinya. Bangun komunikasi yang efektif antara suami dan istri karena itu adalah fondasi untuk dapat bekerjasama dengan kompak. Bangun mindset bahwa merawat anak itu tidak seharusnya hanya dibebankan pada istri saja. Maka suami juga harus ikut berbagi tugas dan mengambil peran. 


Kenali juga tentang baby blues atau post partum depression (PPD). Jangan menyepelekan masalah ini karena sindrom tersebut bisa dialami oleh siapa saja yang baru melahirkan. Peran suami akan sangat penting apabila menemukan gelagat yang tidak biasa pada istrinya. Segera luangkan waktu untuk membantu meringankan beban istri. Itulah akhlak mulia sang suami pada istrinya yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan buah hatinya ke dunia.


2. Persiapan Ilmu


Menyambut anak pertama itu amatlah istimewa karena ayah dan ibu masih dalam tahap belajar dan minim pengalaman. Namun demikian, tetaplah berusaha dengan membekali diri  dengan ilmu yang sebanyak-banyaknya mulai dari menjaga kesehatan saat kehamilan, mempersiapkan ASI eksklusif, hingga soal cara merawat bayi baru lahir. Carilah referensi dari sumber yang terpercaya atau lebih baik lagi bila bisa berkonsultasi langsung dengan tenaga kesehatan yang profesional di bidangnya.


Selain itu, perhatikan juga tentang adab-adab dalam menyambut kelahiran anak. Pertama adalah dengan memberikan nama yang baik. Cari tahu nama seperti apa yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Nama sejatinya adalah harapan dan doa dari orangtua untuk anaknya. Maka, semoga doa tersebut akan diijabah oleh Allah. Pelajari juga tatacara mengenai soal tahnik, aqiqah, juga khitan. Harapannya, anak kita makin diberkahi apabila kita mengamalkan ibadah-ibadah tersebut.


Hal penting juga bagi ayah dan ibu untuk mempelajari ilmu yang membahas parenting, tentunya dalam bingkai Islam. Ingat bahwa tiap anak berada di atas fitrah, namun bila salah langkah orangtua dapat mematikan fitrah ini. Naudzubillahi min dzalik. 


Karenanya, sejak dini banyak-banyaklah memperkaya pengetahuan kita tentang bagaimana caranya menumbuhkan tauhid dalam benak putra-putri kita. Karena itulah esensi utama pendidikan yang harus ditegakkan dalam tiap keluarga untuk menjauhkan semuanya dari panasnya api neraka.


3. Persiapan Finansial


Kita percaya bahwa Allah telah menjamin rezeki seorang anak, namun calon orangtua juga harus mengupayakan perencanaan yang sebaik mungkin untuk kebutuhan si kecil nantinya.


Maka kuncinya adalah kita sebagai orangtua harus menetapkan budget yang sesuai dengan kemampuan. Misal, pilihlah fasilitas kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah. Selain itu, tak perlu kalap dalam berbelanja perlengkapan bayi karena biasanya masa pakainya hanya singkat saja. Jangan sampai ada yang mubadzir karena itu adalah salah satu sifat setan yang dibenci oleh Allah.


4. Berdoa


Tiada ada yang lebih penting selain berdoa dan berserah diri pada Allah. Kita memohon pada Allah untuk menjaga kehamilan ini, melancarkan persalinannya, juga senantiasa memberikan ilmu dan hidayah bagi kita untuk mampu mendidik buah hati kita agar menjadi insan yang bertaqwa. 


Oleh karenanya, dengan berikhtiar dan menggantungkan tawakal kita kepada Allah, pada masa kehamilan memang perlu terus lebih dekat kepada Allah, bukan sebaliknya mempercayai selain Allah. Hindari segala macam perbuatan yang mendekatkan kita pada syirik seperti membawa gunting atau peniti saat hamil, ataupun melakukan kebiasaan yang tidak ada syari’atnya seperti upacara adat tujuh bulanan dan sebagainya. Tindakan tersebut bukannya membawa keselamatan malah justru dapat medatangkan murkanya Allah.


Maha Baiknya Allah yang telah mengaruniakan masa kehamilah hingga kurang lebih sembilan bulan lamanya, itu berarti ayah dan ibu memiliki cukup waktu yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. 


Pada masa kehamilan, pahami bahwa anak adalah termasuk amanah Allah pada kit, dan kita tahu bahwa amanah tidak pernah salah memilih pundak. Jika Allah telah berkehendak, maka insya Allah ayah dan ibu akan selalu dalam pertolongan-Nya. Aamiin.

Wallahu'alam.




Relawan Literasi DPD PKS Kota Bandung

Fathkia Mutiara Khalila





Posting Komentar

0 Komentar