Ada Drama di Mobil Ambulance PKS Bandung

Ujang Djuhana sopir ambulance PKS Bandung sedang melayani pasien Eneng.

 

Seruan Sekjen PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) agar Pelayanan Penyakit Tidak Menular (PTM) tak berhenti di tengah konsentrasi pelayanan pasien Covid-19, ternyata PKS yang ber tagline Bersama Melayani Rakyat senafas dengan seruan Sekjen PERSI diatas. 

Eit, jangan tafsirkan PKS tak peduli penanganan Covid-19. Bukankah hari-hari nyaris tanpa jeda DR.Hj.Netty Prasetiyani Heryawan berjuang di parlemen untuk masalah penanganan Covid-19 di negeri ini?. 

Rasanya masih hangat diingat bagaimana perempuan anggota Komisi IX DPR.RI dari Fraksi PKS ini lantang menentang kebijakan pemerintah dalam hamburkan anggaran hanya buat bayar influencer hingga capai 90 Milyard. Menurutnya lebih manfaat untuk menambah anggaran penangan covid-19 yang korbannya makin tambah berlipat.   

Nah bagi penderita non Covid-19 ada bagian tersendiri di tubuh PKS. Diantaranya, tiap DPD tersedia mobil untuk layanan Ambulance Gratis. Tak teekecuali DPD PKS Kota Bandung.

Kebayang puyengnya, jika seorang pengidap kangker dari keluarga tak mampu seperti Eneng warga Jl. Babakan Baru, Sukapada, Cibeunying Kidul (foto terlampir), harus cari pinjaman uang buat sewa mobil ke Rumah Sakit yang  sedang rutin jalani kemo terapi. 

Untung ada Ambulance Gratis PKS yang selalu siap mengantar jemput dia berdua beserta suami pendamping setianya. 

Ternyata tanpa pasien korban Covid, ambulance pun cukup kewalahan, tak jarang melayani hingga larut malam. Seperti penuturan Agus Rusmawan Wakil Sekretaris Personalia dan Kerumah tanggaan DPD PKS Bandung.

"Kadang sehari bisa mencapai 3 - 4 pasien / jenazah terlayani, sehingga  target hanya 2 kali pelayanan terlampaui. Jarak tempuh pun terkadang hingga keluar Bandung. Maka demi kelancaran operasional  manajemen menambah personil sopir 1 orang lagi," jelasnya.

Beruntung Agus punya Ujang Djuhana, sopir tangguh. Meski sering bersimbah peluh tak sekalipun terdengar  mengeluh.

"Ketika tiba-tiba di perjalanan pasien  meninggal, spontan di mobil terjadi drama, histeris sekali suasana. Jadilah saya putar haluan mencari Puskesmas terdekat, padahal sudah menempuh lumayan jauh menuju Tasikmalaya. Kejadian  seperti itu tak sekali saya alami." Pria berusia 48 tahun ini ungkapkan dengan nada sedih, ketika ditanya catatan duka dalam kerja. Lhah, itu sih bukan duka, tapi totalitas sepenuh hati dalam melayani...ya kan?

"Tak ada yang membuat hati berdukan Bun!. Jujur, capek kami terbayar dengan pujian masyarakat pada PKS, baik segi layanan maupun kemudahan prosedur untuk mendapat layanan Ambulance Gratis. Tak perlu repot, warga cukup  menghubungi kami via telepon." Sambungnya lagi.

Totalitas dalam melayani sepenuh hati tentu tak datang tiba-tiba. Mental Kader terbentuk bertahun-tahun untuk iklas dalam bekerja dengan landasan taqwa, sehingga uang bukan tujuan utama. 

Medan latihannya banyak ditemukan di setiap layanan masyarakat yang digelar PKS di seantero Indonesia, bahkan manca negara. Tak heran, ketika tahun 2020 Pimpinan menggulirkan tagline 'Bersama Melayani Rakyat', semua Kader serentak menyambut hangat.

Frieda Kustantina
#Juru Catat











Posting Komentar

0 Komentar