Drama Penolakan Tamu Di Masa New Normal


Ida Rohidah bersama suami

Narsum yang satu ini bikin garuk kepala yang ga gatal. Bagaimana tak? Lemparan pertanyaan baru pembuka, jawabnya langsung paripurna lengkap dengan titik koma.

Gawat, bisa-bisa profesi Juru Catat tamat..tapi tak apalah, kan pepatah Jawa  mengatakan 'Dalang ora kurang lakon' alias tak akan kehabisan bahan cerita, haha..

Topiknya seputar Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau kerennya disebut New Normal, ditengah teror makhluk  covid-19 yang binal. Haah...binal?
Iya kamu Vid, yang binal!

Bahkan dengan nyinyir Bill Gate memprediksi wabah yang ditebar covid-19 di Amerika kemungkinan baru akan tertangani jelang musim gugur 2021. 

"Alah maak lama nian ini siksaan." keluh orang yang tak beriman. Namun bagi umat Islam yang beriman tak kan bingung. Bukankah ada Allah tempat bergantung?. Lebih lagi bagi warga kota Bandung, kini masuk zona biru. Alhamdulillah keikut sertaan peran aktif Mang Oded selaku Walikota akhirnya berbuah.

Psst...meski di posisi zona aman tak serta   merta  warganya leluasa di luar rumah.  Salah satu warga Cibiru kota Bandung, Ida Rohidah, selaku nara sumber menuturkan via Whats App (WA) panjang lebar.

"Jadi dimasa AKB sekarang, setiap kegiatan  off line saya persiapkan dengan cermat, dimana protokol kesehatan covid 19 harus diterapkan.
Wisuda Drive Thru yang dilakukan Ida Rohidah di sekolah nya

"Contohnya saat mengadakan wisuda anak didik yang digelar drive thru di 29 Juni 2020 baru lalu. Alhamdulillah  meski ketat dengan aturan standar AKB  (Adat Kebiasaan Baru) tapi sangat terkesan bagi orang tua siswa terlebih para guru . " Lanjut owner TK Nurul Islam Cibiru Bandung ini.


Istri Tedy Rusmawan ini lalu merampungkan kisahnya dengan sedikit drama penolakan di salah satu pondok pesantren di Jawa Barat.

"Awalnya saya berdua suami ditolak memasuki wilayah pondok untuk mengantar barang milik kedua putri kami, Setelah cukup lama tertahan di tempat parkir,  akhirnya mendapat ijin meski harus melewati protokoler ketat. Dan itupun hanya putri kami yang diperkenankan masuk. Tak masalah, namanya juga Adat  Kebiasaan Baru." Jeda sesaat lalu Ida melanjutkan,

"Di gerbang sudah siap pemeriksaan suhu badan, ada sudut tempat hand sanitizer , harus berjarak tak ketinggalan kewajiban bermasker."

"Padahal suasana pondok lengang, tak ada aktivitas. Hanya terlihat para Ustadz yang Ustadzah satu persatu menuju salah satu ruang. Mungkin persiapan rapat penyambutan santri di bulan Agustus mendatang." Ibu 5 anak ini menambahkan.

Menjawab pertanyaan apakah ada pesan yang bisa dibagi,  Ida garis bawahi hal-hal ini:

- Bismillah tawakal pada Allah itu wajib. Namun tetap patuhi standard hidup AKB dari pemerintah,  seperti sering mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, jaga jarak dan jangan lepas masker jika di luar rumah.

- Bagi ibu-ibu yang menitipkan putra-putrinya di pesantren jangan lupa bekali vitamin C atau madu untuk bantu daya tahan tubuhnya. Pesankan pula hindari saling pinjam alat makan dan minum dari gelas yang sama.

Selain itu, sebagai kader partai dakwah secara naluri  menyisipkan kata bertuah.

Dia mengingatkan nyaris tak ada yang tak terdampak oleh pandemi, hanya kadarnya tak sama.  Pertama yang harus dimiliki mengimani bahwa ini kehendak Allah, karenanya harus iklas dan sabar.

Bersabar itu bukan berarti diam, tapi segera move-on, jelasnya. Lakukan apa yang bisa dilakukan. Percaya bahwa Allah tidak akan mendholimi dan menelantarkan hambanya. 

Sesungguhnya dengan kondisi ini, Allah sedang memberi waktu yang lebih banyak kepada kita untuk melakukan tarbiyah dzatiyah yaitu pembelajaran seorang muslim/musimah untuk menuju kesempurnaan pribadi. 

Ida mengingatkan bahwa mungkin di masa normal tak sempat mendidik, memikirkan dan merawat diri sendiri, kini saat yang tepat untuk memulai sehingga tak mustahil muncul kreatifitas dan ide-ide positif dan menemukan pintu rezeki baru, kreatifitas2 baru.

Ida mengulang bab sabar. Dia mengingatkan rumus orang beriman hanya ada dua yaitu sabar dan syukur. Ketika ditimpa musibah bersabar, dan ketika diberi kemudahan bersyukur. 

Nah ketika seseorang mampu mensyukuri baik musibah maupun nikmat itulah, Allah akan mengangkat derajatnya, akan mengampuni dosa- dosanya dan akan memberi rizki yang mulia. 

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al- Anfal :4

اُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّا ۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ ۚ 

"Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia."

"Wallahua'lam bisshowab.
Semoga kita semua termasuk golongan ini, aamiin." 

Demikian istri Ketua DPRD Kota Bandung ini mengakhiri dengan doa buat kita semua.

#Frieda Kustantina
#JuruCatat

Posting Komentar

0 Komentar