Jangan Pernah Malu dengan Orang Tuamu

ilustrasi (sumber : google)

Seketika sehabis mengisi weekday dengan berbagai kegiatan. Biasanya weekend itu dipakai buat hangout bareng soulmate. Kalo tidak temen TK ya temen SD atau SMP atau SMA atau temen jaman kuliah.

Pernah suatu weekend jalan-jalan janjian di mall dengan seorang sahabat. Dan saat sampai ditujuan dia bertanya saya pakai apa ke tkp. Ya saya jawab dianter ayah. Lalu dia pun memberikan ekspresi kagum dan memuji ayah yang mau mengantar anak gadisnya. Awalnya saya tanggapi biasa saja.
Lalu saat makan siang, dia pun melihat infus water yang sekarang selalu setia nempel di pinggir tas. Dia nanya lagi, kamu kok sering bawa infus water lagi mau hidup sehat ya? Saya bilang,"ngga, itu mama buatin, aku mah ga ada inisiatif yang begituan". Akhirnya setelah memberikan pernyataan itu dia pun mulai mengeluarkan nafas panjang.

Dan mulai mengeluarkan kalimat-kalimat yang memuji orang tua saya yang begitu dengan perhatian dengan anaknya. Sedangkan orang tua nya terlalu sibuk untuk mengejar karirnya masing-masing. Dia pun mengeluarkan kalimat seandainya. Dia berandai jika orang tua nya sama seperti saya mungkin dia akan memiliki hidup yang menyenangkan seperti yang dia lihat pada diri saya.
Entah kenapa, saat dia mulai berandai andai. Rasanya ingin mengeluarkan jurus skakmat pada nya. Saya merasa melihat diri saya dimasa lalu yang selalu iri dengan kehidupan keluarga orang lain. Hingga akhirnya saya pun menceritakan kisah keluarga yang semoga bisa jadi bahan dia untuk bersyukur dengan apapun keadaan keluarga nya.

Bagaimanapun keluarga kita. Bagaimanapun keadaan orang tua kita. Mereka adalah malaikat tak bersayap terbaik untuk kita. Pasti ada kelemahan atau kekurangan orang tua yang membuat kita malu tapi dibandingkan dengan rasa malu. Masih ada sisi baik yang luar biasa pada diri orang tua kita yang membuat kita masih bisa bertahan dan menjadi yang lebih baik hingga sekarang.

Oke orang tua kita sibuk, tapi bisa jadi dibalik sibuknya selalu ada terselip doa untuk anak-anak nya. Ah iya gitu? Aku mah ga pernah lihat. Tak perlu orang tua kita laporan pada anaknya bahwa mereka telah mendoakan, mereka telah berjuang. Mereka tak membutuhkan apresiasi kita. Hanya kebahagiaan kita lah yang menjadi prioritas mereka.

Jika memang orang tua tidak sayang mengapa sampai hari ini kita masih di izinkan tinggal dirumah, masih menanyai kabar masih memberi masukan kritikan-kritikan untuk kehidupan kita. Masing-masing ortu punya cara menyampaikan rasa kasih sayang nya. Mungkin tidak sssuai dengan harapan kita.

Tapi cobalah melihat lebih dekat, mencoba meraih tangan orang tua kita terlebih dahulu, bukan menantikan inisiatif mereka. Kita sudah diumur yang sudah saatnya bisa mulai befikir dan mengambil tindakan mandiri bukan menunggu dijemput. 

Orang tua kita adalah HADIAH TERBAIK yang Allah berikan untuk kita.

(Ipah U.A)

Posting Komentar

0 Komentar