Puluhan emak-emak
PKS Bandung dan AILA Indonesia menyatakan sikap tolak Rancangan Undang-undang
Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS), Kamis (28/2). Penolakan bukan tanpa
dasar, sebab didalam RUU ini Kekerasan Seksual didefinisikan termasuk diantaranya adalah merendahkan hasrat
seksual maka itu dianggap sebagai kekerasan.
Rita saat memaparkan RUU P-KS kepada emak-emak PKS Bandung
Salah satu pemateri diskusi Rita Hendrawaty Soebagjo Ketua AILA Indonesia
mengatakan, usai mengkaji bersama, maka kesimpulannya kata-kata multitafsir dan
tidak sesuai dengan norma kebangsaan seperti ditunjukan dalam terminologi kekerasan
seksual, serta definisi kekerasan seksual dalam draft atau RUU menekankan
adanya relasi gender, relasi kuasa dan persetujuan (concent).
“Kekerasan yang ada di pikiran
kubu kontra RUU P-KS tidak sama dengan yang pro RUU definisikan. Seksualitas
yang ada di pikiran kubu kontra RUU P-KS fahami tidak sama dengan seksualitas
yang pro RUU definisikan,” kata Rita.
Suasana pembahasan RUU P-KS
AILA Indonesia menyatakan dibalik ideologi RUU ini adalah liberalisme,
kebebasan, yang diperjuangkan adalah kebebasan seksual. Dapat dilihat dari cara
mendefinisikan kekerasan seksual. Terdapat ada 9 macam kekerasan seksual
diantaranya pelecehan seksual, eksploitasi seksual, pemaksaan kontrasepsi,
pemaksaan aborsi, perkosaan, pemaksaan perkawinan, pemaksaan pelacuran,
perbudakan seksual dan penyiksaan seksual.
“Bentuk-bentuk kekerasan seksual tersebut
bernafas feminisme radikal,” ujarnya.
Rita pun menambahkan bila RUU P-KS ini disahkan maka berakibat melarang
LGBT berarti melakukan kekerasan seksual, menasehati anak untuk bertingkah laku
sesuai dengan jenis kelaminnya berarti melakukan kekerasan seksual dan meminta
anak untuk memakai busana yang sesuai norma berarti melakukan kekerasan
seksual.
PKS Bandung dan AILA Indonesia sepakat menolak RUU P-KS demi menjaga Indonesia agar lebih
kondusif dan lebih bermoral sehingga dapat dinikmati anak cucu negeri
Indonesia.
“Mudah-mudahan kita bisa menjaga
Indonesia sebagai amanah dari Tuhan agar bisa dinikmati oleh anak cucu kita,” pungkasnya.
0 Komentar