Tedy Rusmawan: Kami Mendesak Pemkot Bandung Bentuk Timsus Proyek JTDK


Terkait program dalam meminimalisir kemacetan di Kota Bandung yaitu rencana proyek Jalan Tol Dalam Kota, Komisi C DPRD Kota Bandung meminta dibentuknya tim khusus dari Pemkot Bandung. Mengingat meski telah diwacanakan sejak masa kepemimpinan Ridwan Kamil, namun belum terealisasi hingga saat ini.

"Perlu dibentuk tim khusus karena terdiri dari berbagai OPD, yang akan bertugas dalam proyek jalan tol dalam kota. Sehingga akan lebih cepat dan tidak hanya sekedar wacana, karena pada masa Ridwan Kamil tidak ada," ungkap Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat (4/1/2018).

Tedy Rusmawan (ditengah)

Menurutnya, rencana proyek Jalan Tol Dalam Kota, perlu mendapat apresiasi namun disertai oleh langkah konkret. Aksi nyata tersebut tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun ada di sinergi dari semua pihak terkait.
Terlebih berbagai SKPD atau OPD yang terlibat, mulai dari bagian hukum dan regulasi, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang, Bapelitbang dan lain sebagainya. Dimana dibutuhkan sinergi dari pada stakeholder, termasuk pihak swasta.

"Yang sering menjadi kendala adalah komunikasi, baik pada pemerintahan daerah maupun ke pusat. Jika tidak intens dilakukan maka akhirnya hanya menjadi wacana saja," katanya.

Politisi PKS ini menjelaskan keuntungan bila ada tim khusus, maka ada pihak tentu yang bertanggung jawab. Selain itu, akan terus mengawal proyek tersebut mulai dari perencanaan, proses dan realisasinya. Termasuk terkait kajian-kajian tata ruang, lalu lintas dan lain sebagainya.

"Maka akan lebih mudah ketika meminta pertanggung jawabannya apalagi dengan keluarnya SK dari Wali Kota, termasuk dalam mengevaluasi. Kalau perlu ditunjuk Asisten Daerah (Asda), untuk menjadi ketua tim proyek tersebut," ujar Tedy Rusmawan.

Sebelumnya Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan bahwa proses pembangunan tol dalam kota ini masih dalam tahap kajian. Oleh karena itu, Ia meminta PT. CMLJ (Citra Marga Lintas Jabar) mengkajinya secara holistik, mulai dari aspek ekonomi, transportasi, pembiayaan, hingga aspek sosial.
Mang Oded menuturkan, pembangunan proyek tersebut akan berlangsung selama dua tahun. Namun, Pemkot Bandung dan PT. CMLJ masih menunggu berbagai proses awal selesai, termasuk penetapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT/RW) di tingkat provinsi maupun kota.

 "Ini program tol dalam kota kerja sama dengan Pemprov Jabar karena memang jalan milik provinsi. Ada pun Kota Bandung mudah-mudahan bisa mendapatkan manfaatnya dengan kehadiran tol ini," terangnya.

Ia menambahkan, proyek yang diperkirakan rampung pada 2021 ini akan terintegrasi dengan pembangunan lainnya, seperti Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR). Tol BIUTR yang akan dibangun dari Pasteur hingga ke timur Bandung dan bertemu dengan KM 149 di Gedebage.

Lebih jauh, proyek ini juga akan bersinggungan dengan pembangunan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC). Oleh karenanya, perencanaan antarpihak harus matang.

"Mungkin sekarang dimulai dari sini dulu. Kalau dikatakan butuh atau tidak butuh, nanti kan kita membangun tol ini terkoneksi. Kan perlu waktu. Yang Terpenting, Kota Bandung bisa dapat manfaatnya," tambahnya.






Posting Komentar

0 Komentar