Siapapun perlu
mengingatkan ini. Kepada seluruh pendukung Prabowo-Sandi. Bahwa tak cukup kita
berjuang hanya untuk memenangkan keduanya.
Mengapa?
Inilah kali
pertama Pilpres dan Pileg dilakukan secara bersamaan. Kondisi yang menurut para
pengamat menimbulkan Coattail Effect
atau Efek Ekor Jas.
Calon Presiden RI No 02 Prabowo-Sandi
Maksudnya,
partai yang kadernya dicalonkan jadi capres-cawapres sangat diuntungkan
mendapatkan limpahan suara. Pada titik ini, PDIP dengan Jokowinya, PKB dengan Ma'ruf
Aminnya dan Gerindra dengan Prabowo dan juga Sandi meski sudah mundur dari
partai yang berpotensi mendulang suara.
Survei berbagai
lembaga sudah membuktikan itu. Posisi Gerindra terdongkrak, mengejar PDIP yang
masih bertengger di urutan pertama.
Jika kondisi ini
tak berubah, maka parlemen akan dikuasai oleh partai-partai koalisi pendukung
Jokowi-Ma'ruf Amin. Karena, berdasarkan survei pula, PKB, Golkar masih mendapat
dukungan suara lumayan. Belum lagi Nasdem, Hanura dan PPP.
Perlu diketahui,
sistem politik kita ini sangat unik. Menganut presidensial tapi di parlemen
berlaku sistem multi partai. Padahal, galibnya presidensial, hanya ada dua
kekuatan politik yang saling head to head.
Seperti di AS, Partai Demokrat berhadap-hadapan dengan Partai Republik.
Bisa dikatakan,
sistem politik kita presidensial setengah hati. Karena itu bisa terjadi, capres
yang menang di pilpres tapi partainya tidak berkuasa di parlemen. SBY-JK pada
pemilu 2004 jadi salah satu bukti tak terbantahkan.
Situasi serupa
sangat mungkin terjadi. Terlebih dengan adanya Efek Ekor Jas. Bisa jadi
Prabowo-Sandi menang, namun parlemen dikuasai oleh PDIP dan kawan-kawan.
Jika demikian,
maka akan sangat sulit bagi Prabowo-Sandi merealisasikan janji-janji
kampanyenya dan mewujudkan harapan kita. Parlemen pasti dengan segala cara
menghalanginya.
Dalam konteks
inilah, saya katakan tak cukup hanya memenangkan Prabowo-Sandi. Para pendukung
pasangan ini harus juga memastikan Prabowo-Sandi kuat di parlemen dan
didampingi partai yang telah terbukti memiliki kesetiaan dalam berjuang.
Dan kita harus
objektif juga rasional dalam menilai, bahwa partai tersebut sejauh ini baru
PKS. Kasus mengalahnya PKS dalam Pilkada DKI Jakarta dan Jabar jadi bukti
kesetiaan tak terelakkan.
Jujur, yang
paling saya takutkan adalah ketika Prabowo-Sandi menang, lalu PDIP dan partai
lainnya berkuasa di legislatif, kemudian mereka merapat.
Kita tentu saja
tak ingin ini terjadi. Tapi ini sangat mungkin. Bukankah Prabowo pernah
bersanding dengan Megawati pada 2009?
Kita bisa menghindari
situasi pelik di atas. Caranya: Menangkan Prabowo-Sandi dan menangkan pula PKS
seperti yang sekarang sudah mulai dilakukan oleh saudara-saudara kita di FPI.
“FPI siap mendukung dan memback up PKS,”
kata Ketua DPW FPI Jawa Barat KH Abdul Qohar dalam acara Konsolidasi Calon
Anggota DPRD Provinsi, Kota/Kabupaten se-Jawa Barat dari PKS di Bandung, Sabtu,
(27/10/2018).
"Saya berikan garansi bagi 1400 caleg PKS. Kami adalah saudara PKS. Pakailah semua armada kami di setiap lapisan kepengurusan FPI," pungkasnya.
0 Komentar