Warga Kota
Bandung dibuat shock yang tadinya tiga kali berturut-turut meraih penghargaan
Adipura, tiba-tiba di tahun 2018 gagal. Menjadi pertanyaan publik, jika dilihat
dilapangan tiga tahun lalu dengan saat ini tidak ada perubahan yang sangat
signifikan.
Diskusi di TV Swasta bersama Endrizal dan Dwi Rena
Anggota DPRD
Kota Bandung Endrizal Nazar menilai kegagalan ini dipengaruhi oleh tahun
politik yaitu pemilihan Wali Kota dan Gubernur. Pucuk-pucuk kepemimpinan Kota
Bandung mengambil cuti untuk berkampanye dan adanya pergantian kepemimpinan
maka langkah-langkah gerakan kebersihan tidak berjalan efektif.
“Gerakan kebersihan di endorse langsung oleh
orang nomer satu di kota Bandung sampai ditingkat kewilayahan,” kata
Endrizal.
Penilaian
Adipura dilakukan selama setahun, timingnya saat Pemilu 2018 sehingga proses
pengontrolan dan pengawasan tak optimal dijalankan.
Menurut Deputi
Walhi Jabar Dwi Rena, pergantian kepemimpinan di Kota Bandung seharusnya tak
berdampak gagalnya meraih Adipura.
“Saya tidak sepakat, sebetulnya persoalan
pergantiaan kepemimpinan siapapun itu kan ngga ngaruh,” Dwi Rena.
Tambahnya, Kota
Bandung belum pantas meraih Adipura tiga kali berturut-turut sebab pemerintah
hanya membersihkan titik-titik yang dijadikan pantauan penilaian saja, tapi
selain titik pantau tak diperhatikan pemerintah. Dwi berharap tahun depan Kota
Bandung mendapatkan Adipura dengan kesadaran dan kontribusi masyarakat secara
masif.
“Jangan sampai adipura ini menjadi sesuatu
yang adipura-pura atau apapun itu. Kami harap ini betul betul adipura sehingga
tidak hanya lipstick atau apapun itu hanya mempercantik titik-titik tertentu
tapi semua seharusnya,” kata Dwi Rena.
Endrizal Nazar saat menjadi narasumber
Evaluasi tiga
tahun lalu, Endrizal menyebutkan yang dilakukan Wali Kota Bandung sebelumnya
lebih banyak semacam gerakan bukan sebuah sistem yang bekerja. Maka di
pemerintahan yang baru, dilakukan berbagai perbaikan yaitu perubahan Susunan
Organisasi Tata Kelola (SOTK) pemerintahan Kota Bandung sehingga memunculkan
dinas Lingkungan Hidup dan dinas Kebersihan, pengesahan Perda pengelolaan
sampah dan membudayakan Kang PisMan (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan).
“Tidak ada kejelasan siapa yang bertanggung
jawab di sumber di TPS dan sebagainya sehingga ini kemudian menyebabkan langkah
pencapaian adipura 3 tahun lalu lebih banyak semacam gerakan bukan sebuah
sistem yang bekerja,” kata Endrizal.
Ketika
disinggung TPA Sarimukti penyebab gagalnya Kota Bandung raih Adipura, Endrizal
pun menampiknya sebab pemerintah kota hanya memberi tipping fee (ongkos buang) dan TPA tersebut dalam pengelolaannya
bukan lagi kewenangan pemerintah kota.
Tahun ini Kota
Bandung memprioritaskan program Bandung Bersih dengan meluncurkan gerakan,
kolaborasi berbagai pihak dalam rangka membangun peradaban baru pengelolaan
sampah yang lebih maju melalui upaya Kang (Kurangi) PIS (Pisahkan) Man
(Manfaatkan) sampah.
“Kita ingin agar kebersihan ini bersifat
subtansi bukan sesuatu yang bersifat dekoratif yang mengharapkan penghargaan,”
harapan Endrizal.
0 Komentar