Romantisme Ibu dan Anak antara Ketua Fraksi PKS Kota Bandung dan Ibundanya

Endrizal Nazar, lahir tahun 1966, pernah bersekolah disalah satu universitas teknologi terbaik Indonesia dan kini berkarir sebagai politisi mewakili Partai Keadilan Sejahtera di DPRD Kota Bandung dan bertugas bersama Bu Salmiah Rambe di Komisi D untuk bidang pendidikan, kepemudaan dan kesehatan.

Ditengah kesibukan beliau sebagai timses Oded Yana dan juga sebagai wakil ketua Komisi D DPRD Kota Bandung. Beliau meluangkan waktu nya untuk merawat sang ibunda yang kini sudah memasuki usia senja. Jika kita ingat saat sebelum beranjak dewasa, orang tua kita begitu telaten merawat kita dan memberikan waktu nya untuk anak-anaknya. Dimasa senja mereka, sudah saatnya kita berbakti dan mengurus segala kebutuhan mereka bukan hanya kebutuhan finansial namun yang terpenting adalah kasih sayang dan keberadaan kita yang selalu siap disamping kedua orang tua kita.

Endrizal Nazar saat membantu memotong kuku sang Ibunda 



Menurut sumber informasi dari orang terdekat, Pak End biasa beliau disapa, tak pernah sekalipun terlihat lelah pergi-pulang antara Jakarta-Bandung. Meskipun kita ketahui kemacetan kedua kota ini begitu luar biasa baik di hari kerja maupun di hari libur. Saat sudah di Jakarta maka beliau fokus pada ibundanya dan tak membawa satu pun pekerjaan legislatif nya di Jakarta. Waktu dan tenaga beliau seluruhnya dikerahkan untuk Ibunda yang sudah mengalami sakit komplikasi dengan adanya penyumbatan di otak sang ibunda. 

Bagi Pak End, ini adalah masa-masa berharga baginya untuk memaksimalkan berbakti pada ibunda karena bagi beliau waktu itu tidak akan pernah terulang, beliau tak ingin melewatkan masa-masa berharga dengan ibunda nya. Bagi beliau tak ada apa-apanya seorang anak meskipun dia hebat dalam karir dan membangun keluraga namun tak ada luangkan waktu untuk orang tua. Tetap saja itu bukan perilaku seorang anak yang berbakti. 

Meskipun dengan itu waktu istirahat pribadi beliau semakin berkurang tapi itu tidak merugikan sama sekali baginya. Justru Pak End merasa waktu yang dia miliki menjadi lebih berarti dan berharap akan menjadi pahalanya di akhirat kelak. Tak ada alasan sibuk jika berbakti pada orang tua, sesibuk apapun seorang anak, itu adalah tanggung jawabnya untuk mampu memanajemen waktu baik untuk keluarga dan pekerjaan.

Para pembaca, bagaimana dengan kita? Masihkah kita menjadikan kesibukan sebagai alasan untuk tidak berbakti pada orang tua kita?

(Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar