Literasi Menyatukan Silaturahmi Memupuk Cinta Persahabatan

Oleh: Iis Listari

Matahari tengah berada dalam puncaknya, kala sekelompok muda mudi tengah mencoba menggoreskan kata-kata dalam gawainya. Aku tergopoh datang menuju sumber suara itu, perasaan hati menyeruak rasa malu karna detik jam tidak bisa membohongi, waktu berharga lewat begitu saja dimakan usangnya kemacetan jalan.

Ku raih gagang pintu, sambil sesekali mencoba mengambil kesempatan mengintip dibalik celah daun pintu. Akhirnya ku berani melangkah saat seorang samar membuka lebar daun pintu ruangan yang berpendingin modern dilengkapi layar monitor tak kalah terbaru itu. Dengan sumringah ku dapati wajah-wajah muda mudi itu hangat menyapa, meski tentu tak ada satupun yang aku tahu deretan nama mereka.

Pematerian tengah berlangsung, dan aku hanya sempat mendapat satu seperempat materi pada Minggu (09/09) siang itu, seperempat materi pertama membahas mengenai bagaimana cara membuat sebuah laporan Progress, dimana dalam membuat sebuah laporan progres kita akan sangat terbantu dengan Hamburger Model, sebuah model penulisan yang mencontoh sebuah susunan atau komposisi dari Hamburger. Selayaknya kita ketahui, bahwa model Hamburger ini terdiri dari komposisi 1) roti bagian atas, 2) isian roti atau inti roti, dan 3) roti bagian bawah sebagai penutup. Begitupun dalam menulis laporan progres, kita akan sangat terbantu apabila menerapkan susunan dari Hamburger model ini, agar dapat memahaminya secara utuh, berikut penjelasan dari susunan Hamburger Model.

1. Roti Pembuka (Pendahuluan dan Latar Belakang Masalah)
• Menceritakan kondisi. Seperti “Mengapa acara ini harus dilaksanakan?” terjadi penekanan dalam aspek “Why” “mengapa”
• Mengira-ngira ketertarikan (dalam hal ini, penulis kira berkaitan dengan hal-hal yang bisa kita sisipkan untuk memperkuat alasan “mengapa” diatas)

2. Inti (berlaku dengan kegiatan progres)
• 5W+1H
• Boleh dengan beberapa Why (kita dapat menambahkan “why” untuk semakin memperjelas inti tulisan)
• Data-data penting (sebagai penunjang laporan progres, tentu saja perlu sekali adanya data-data yang valid untuk menunjang laporan)

3. Penutup (HOW)
• Kesimpulan yang mendorong terjadi aksi atau solusi untuk menyelsaikan Why (dalam kaitannya dengan penutup ini, penulis mengira bahwa bagian penutup ini dapat menjadi sebuah kesimpulan agar si penerima laporan dapat segera mengambil tindakan atas permasalah yang ada dalam laporan progress).

Kemudian peserta diminta untuk langsung memperaktekan kedalam sebuah tulisan. Waktu diberikan sekitar 20 menit untuk menyelesaikan latihan laporan progres. Aku hanya terkekeh disudut meja sambil sesekali mengintip latihan Teh Audrey disamping kanan. Pelatihan membuat laporan progres sangat dibutuhkan dan tentunya akan menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat, jika tidak hari ini, pas suatu hari kelak. Ke-asyikan kami menulis rasa-rasanya membuat detik jam berlalu semakin begitu cepat. Panggilan adzan dzuhur mengiringi jadwal break pelatihan ini.

Tepat pukul 12.45 WIB, pelatihan dilanjutkan kepada sesi terakhir, dengan materi “Jenis Tulisan Berdasarkan Strukturnya” yang terdiri dari:

1. Tipe kronologis
Kronologis menceritakan step by step. Contoh laporan progres, atau individual instruktion; resep makanan

2. Tipe kategori
Kategori fokus pada kegiatan yang dilaksanakan (pengelompokan informasi harus jelas). Contoh proposal, pengumuman.

3. Tulisan PAR (Problem Action Result).
Berkaitan dengan perencanaan dan masalah,

4. Q&A (Question and Answer).
Bentuk pertanyaan dan jawaban

5. Visual Layout.
Pemberian informasi lewat infografis.

6. Say No (struktur spesial), adalah bentuk tulisan penolakan, surat penolakan terhadap apapun.
Tidak lengkap rasanya jika tidak mencoba menulis salah satu jenis struktur tulisan tersebut. Jelas saja pemateri memberikan latihan untuk membuat struktur tulisan “Say No” struktur tulisan ini dikategorikan sebagai struktur spesial, karena sebagai bentuk tulisan penolakan. Mengapa penting memperlajarinya? Tentunya lagi-lagi pasti suatu ilmu itu tidak akan pernah sia-sia, dan akan berguna suatu hari nanti. Termasuk di dalamnya sebuah tulisan penolakan yang sopan, santun dan menjunjung etika akan mencerminkan bagaimana etos kerja si pembuat tulisan tersebut.

Akhir kata seluruh rangkaian pelatihan menulis/literasi yang terselenggara atas kerjasama FLP Jawa Barat dan Relawan Literasi Kota Bandung ini berakhir dengan kenangan kebersamaan, canda-tawa mengasyikan, tanpa lupa dilengkapi foto bersama sebagai wujud persahabatan.

Ihwal nilai-nilai pelajara serta ilmu baru yang didapat atas kerjasama antara FLP Jawa Barat dengan Relawan Literasi Kota Bandung, adalah sebuah simbol bahwa literasi punya peran penting tidak hanya sebagai suatu ilmu, akan tetapi lebih dari itu, literasi menyatukan silaturahim, memperpanjang ukhuwah persahabatan dan mengkekalkan cinta menuju kebaikan.

-Salam Literasi!-

Posting Komentar

0 Komentar