Ketaatan Kader, Prabowo & Shabu Suki ala N. Santi

Kader dan Shabu Suki ala N Santi

Rakyat kini telah limbung terhadap harga-harga yang kian melambung, tapi masihkah memiliki nalar dengan gonjang-ganjing politik di masyarakat yang makin mengular?

Entahlah, tapi menarik untuk menyimak pesan dari motivator enerjik Dra.Hj. Ani Rukmini, M.I.Kom, di sela-sela menyantap Shabu dan Sukiyaki ala Nurliana Santi aktivis perempuan yang sangat mumpuni, pendatang baru kota Bandung dari Sukabumi. 

Hmm..yummi, jadilah Sabtu siang nan gersang, 28 Juli 2018 di komplek Puri Dago Mas terasa rindang.
Nurliana Santi


Dengan nada tanya  pada Emak-Emak yang melingkar, kader perempuan PKS dari Bekasi  ini membuka kata,

"Masih adakah ketaatan kita pada Qiyadah untuk melakukan tabayyun di tengah sensasi berita yang kian banyak merambah?"

"Dalam mensikapi berita yang datang, pertama-tama kader harus memiliki immunitas, tak boleh meninggalkan tradisi tabayyun, buang jauh suudzon atas berita apapun.

Kecerdasan literasi harus kader miliki, sehingga tak mudah ikut menebar berita sampah apalagi sampai telanjur tersebar fitnah." Demikian dia menekankan, sembari mengajak nyimak Q.S Muhammad : 21  yang berbunyi,

"(Yang lebih baik dari mereka adalah) taat  (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukai). Padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka."

Ketaatan dan tutur kata yang baik Ani ulang dan tekankan, dan tak kurang penting menjaga ibadah wajib dan sunah agar enerji kebaikan tercurah.
Ani Rukmini

Plek. Begitulah budaya di PKS selaku Partai Dakwah. Ketaatan pada Murrabi / Qiyadah  syarat mutlak sejauh tak mengajak maksiat. Bukankah taat dan disiplin diperlukan untuk sebuah soliditas?Dimana ada ketaatan pada Qiyadah, disitu akan datang pertolongan Allah.
    
Bergeser sedikit topik bahasan Sob. 
Kali ini menyoal pencalonan Capres dan Cawapres. Anda pasti setuju, yang paling menggelitik di dunia politik saat ini adalah arus berita Prabowo yang akan dipasangkan dengan Habib Salim Segaf atau Ust. Abdul Somad (UAS) , keduanya hasil pilihan seksama Para Alim Ulama di negeri kita.

Sangat wajar jika Kader merespon sangat antusias, apalagi belakangan banyak pihak menjatuhkan pilihan pada Habib Salim Segaf dan UAS pun  legowo dan  mendukung Ketua Majelis Syuro PKS ini untuk menjadi pendamping Prabowo.

DR. H. Salim Segaf Al Jufri dinilai sangat layak, karena disamping satu dari sembilan Calon Presiden pilihan PKS, juga pernah memegang amanah sebagai Menteri Sosial, Duta Besar R.I. untuk Kerajaan Arab Saudi, dan Direktur Perwakilan World Assembly of Muslim Youth (WAMY)  Kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Semua Kader satu suara.

Namun andai detik-detik akhir nanti PKS memunculkan nama lain, kader wajib mentaati dan tidak ada perkataan yang keluar dari lisan kader kecuali sami'na wa atho'na.

Bagaimanapun partai mempunyai mekanisme dan pertimbangan sendiri. Tutur kata yang meluncur harus tetap yang baik dan tak lupa bersyukur, apalagi hingga detik ini sikap partai tetap pegang teguh hasil ijtima Ulama.
Bukan begitu Bu Ani Rukmini?

Psst...Sukiyaki ludes bersama Shabu, Pisang Keju dan seabreg Tahu, ini kenyataan. Karena begitulah tradisi Emak - Emak, meski serius bahas perjuangan, pantang lidah tak bergoyang. Ha..ha..

#FriedaKustantina
#JuruCatat,



 
 
 






 

Posting Komentar

0 Komentar