Dibalik Kharisma Busana Sang Raja



Setujukah Anda jika saat ini berita bom panci tak seseksi berita seputar Raja Arab Saudi? Tukang Catat kali ini bisa menampilkan bukti. Sebut saja bus Primajasa yang meluncur hari Selasa (01/03/17) sejak belum bergerak hingga sepanjang perjalanan, TV mobil tunggal menyuguhkan berita Raja Salman. Benar-benar mampu mencuri perhatian, terbukti tak menuai protes dari para penumpang yang  lazimnya hari hari lain, seputar penyanyi dangdut atau paling banter penyanyi tembang lawas yang lagi in.

Menikmati perjalanan sepanjang Bekasi Bandung kali ini tak biasanya mata bertahan tak pejam. Bagaimana tidak, suasana didalam bus ramai, mendadak banyak yang jadi komentator. Berhasil rupanya sang operator TV menggiring penumpang agar menghangatkan ruangan bus yang dinginnya menggigit, efek AC ruangan dibelit dengan udara luar yang sedikit hujan.

Tontonan pesawat mendarat dengan penyambutan protokoler itu biasa. Menjadi tak biasa ketika diatas eskalator dari tangga pesawat pribadi kerajaan Arab Saudi menapak seorang aktor utama. Raja Salman dengan berbusana kebesaran kerajaan disertai pengawal pribadi dibelakangnya nampak wibawa meski usia sudah lansia mampu tampil penuh kharisma. Ini bocoran komentar antar penumpang bus sayap kanan. Rupanya busana yang dikenakanpun tak luput dari perbincangan mereka. Sementara sayap kiri sibuk mencari tampilan sosok presiden Jokowi, Tukang Catat tergelitik untuk membuka balik link yang menceriterakan detail pakaian kebesaran kerajaan Arab Saudi. Nah dibawah ini garis besarnya. 

Pakaian putih lapis paling dalam diatasnya terbalut kain transparan berwarna coklat keemasan menjadi busana resmi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Sementara buat jajaran kerajaanpun memiliki pakaian resmi, hanya beda kain pelapisnya berwarna hitam.

Sebagaimana bangsa lain yang mempunyai budaya dan adat cara berpakaian. Arab Saudi pun  memiliki pakaian khas dan nama tersendiri. Untuk pakaian semacam jubah berwarna putih dinamakan Thawb yang berarti penutup badan. Pakaian ini dikenakan baik oleh bangsawan maupun rakyat biasa. Bagian yang diselendangkan dan berwarna transparan bernama Bisht.

Ketinggian status sosial seseorang bisa dicirikan dari kain pelapis ini, tentunya yang memantulkan nuansa mewah baik segi warna, bahan maupun kwalitas jahitannya. Konon harga yang termahal mencapai 20.000 reals, tentu hanya kalangan orang kaya atau juga politikus yang menjadi pelanggan penjahit Al-Ahsa yang terkenal turun temurun kwalitas jahitannya. Bisht hitam dengan jahitan emas dengan bordir yang disebut Zari warna yang paling populer, setelah itu diikuti warna krem atau putih. Demikian sedikit mencatat dari detiknews.

Paparan pakaian diatas sedikitnya mencerminkan tingginya tingkat kesejahteraan dan kekayaan kerajaan Arab Saudi yang saat ini sedang bertandang ke Indonesia, seakan menggugah umat muslim di negeri ini bahwa kita masih punya izzah. Izzah seseorang bisa mencuat dari penampilan, ini kadang diperlukan untuk menjawab kesinisan pihak yang telanjur memberi stempel bahwa Islam itu identik kemiskinan dan tak berbudaya. Bukan untuk kesombongan belaka ketika harus muncul dipercaturan politik, diperlukan penampilan yang setara dengan penampilan pemimpin dunia. Tak berlebihan jika Anis Matta pernah mengutarakan bahwa tampilan yang meyakinkan diperlukan, apalagi di forum Internasional, agar ketika kita berbicara audiens diawal tak melihat sebelah mata, untuk mengimbangi briliannya isi kepala.
 
(Frieda)     

Posting Komentar

0 Komentar