Say NO to GOLPUT




Jauh-jauh hari Rasulullah telah memberikan jawaban kepada umatnya, bagaimana kita wajib memilih pemimpin. Hal ini.bisa dilihat dari sebuah hadist yang tak diragukan keshahihannya. "Jika tiga orang berada dalam satu perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin. (HR Abu Dawud).
Al-Khatabi berkata, "Rasulullah saw, memerintahkan itu tidak lain agar urusan-urusan mereka terhimpun, pendapat mereka tidak bercerai-berai dan agar tidak terjadi perbedaan diantara mereka". 
Betapa indah ternyata, apa yang diujarkan Rasulullah tersebut. Dalam kelompok kecil tiga orang saja, kita diharuskan mengangkat seorang pemimpin. Apalagi dalam cakupan luas seperti pengelolaan sebuah negara, maka tidak ada alasan untuk GOLPUT.
Pemilihan tampuk kepemimpinan, walaupun hanya hitungan detik tapi efeknya sangat luar biasa. Semua akan bermuara pada nasib atau masa depan berikutnya. 

Taruh saja kalau kepemimpinan yang umum di negara kita selama lima tahun, maka selama itu pula pengaruh sebuah kekuasaan akan dirasakan masyarakat. Maka kejelian sangat dibutuhkan dalam menentukan siapa yang akan menjadi penguasa.
Dalam jelang PILKADA serentak yang terlaksana besok, Rabu 15 Pebruari 2017 sudah menjadi keharusan bagi kita yang peduli akan nasib bangsa ini untuk menyalurkan aspirasinya berupa suara alias tidak Golput. Pilihlah pemimpin yang terbaik dari yang ada, dan dengan Golput sebenarnya sama saja tidak peduli dengan kelangsungan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik.

Sudah berkali-kali pemilu, sekelompok orang yang menamakan diri golongan putih dengan berbagai alasan mereka tak mau berkontribusi. Ada yang alasannya karena bosan dengan pemilukada, ada yang takut dosa karena khawatir salah dalam memilih pemimpin. Ada pula yang memegang fanatisme golongan, sehingga tak mau memilih kalau bukan dari golongannya. Dan masih banyak berbagai alasan dalam hal ini.

Padahal kalaupun golput menang, nyatanya yang memimpin bukanlah dari kelompok tersebut. Tetap saja golput ini tidak dilantik sebagai bupati atau gubernur.

Dengan demikian, nyatalah bahwa Golput tidak memiliki kontribusi terhadap kemajuan dan perjuangan demokrasi di NKRI ini. Berbangga diri dengan Golput, tapi nyatanya tetap saja harus tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh yang tidak Golput.

Nasib baik dan buruknya sebuah perjalanan bernegara, terdapat dari kita sebagai warganya. Maka memilih seorang pemimpin yang terbaik dari berbagai pilihan, sudah merupakan kontribusi positif demi masa depan yang lebih baik, wallahu alam (Tiesna)

Posting Komentar

0 Komentar