MAU JADI IBU CERDAS ? SEKOLAH IBU JAWABANNYA


Pksbandungkota.com - Penetapan hari ibu, pada awalnya merupakan upaya untuk mengenang dan memaknai kembali peristiwa bersejarah, yang merupakan tonggak awal pergerakan perempuan dalam masa-masa keterjajahan untuk meraih sebuah kemerdekaan. Ya, tanggal 22 Desember 1928 menjadi hari bersejarah, dimana  pada hari itu merupakan kongres wanita Indonesia pertama. Kelahirannya bagai termotivasi oleh peristiwa   dua bulan sebelumnya, yakni ikrar  "Sumpah Pemuda".
                     
DPD PKS Kota Bandung, memilih GOR Pajajaran sebagai tempat peringatan hari ibu yang bertajuk,  "Ibu adalah Pelopor Penggerak Kebaikan".  GOR yang dibangun tahun 1974 dengan kapasitas 2500 penonton ini, dihadiri para ibu dari 170-an Sekolah Ibu yang ada di kota Bandung.        

Sosok ibu memiliki peranan sangat vital dalam melahirkan, mendidik, dan membesarkan  anak-anak bangsa sebagai generasi  penerus  pemegang estafet kepemimpinan bangsa. "Keberadaan ibu di keluarga dan masyarakat, diharapkan harus pandai sehingga bisa menjawab dinamika kemajuan zaman, terutama dalam mendidik anak. Seperti kita ketahui, anak-anak sekarang sudah pada canggih dan mendapat informasi dengan sangat mudah.  Itu sebabnya, kami menginisiasi para ibu dengan dibentuknya sekolah ibu agar mereka cerdas dan benar-benar menjadi pelopor penggerak kebaikan di keluarga dan lingkungannya. Makanya untuk menjadi ibu yang cerdas, bergabunglah dengan sekolah ibu yang tersebar  di 151 kelurahan". Demikian ungkap Tedi Rusmawan ketua DPD PKS Kota Bandung.

Terkait tema Hari Ibu Nasional, yakni Kesetaraan Gender, Tedi menambahkan,"Bahwa PKS selalu mensinergikan dengan keadaan yang real terjadi. Justru para ibu yang tergabung di sekolah ibu ataupun kader PKS sudah memahami bagaimana peran anaknya sebagai laki laki dan yang perempuan. Dan tugas ibu untuk lebih mengoptimalkan peran tersebut".
Salah satu peserta sekolah ibu
Semarak Hari Ibu ini ternyata dimanfaatkan oleh beberapa utusan sekolah Ibu untuk mengekspresikan diri dengan berbagai busana tematik. Seperti yang dilakukan Neng Hayati peserta sekolah ibu Binong, beliau mengenakan Toga dengan selendang bertuliskan "Sarjana Lansia". "Saya mengenakan pakaian seperti ini, tujuannya memberi pesan kepada para ibu, agar tetap gigih dalam menuntut ilmu tak terhalangi oleh yang namanya umur. Sesibuk apapun di dalam mengurus rumah tangga, kita harus menyempatkan belajar dan terus belajar". Demikian ungkap Neng Hayati sembari menunjuk teman-temannya yang menggunakan tema busana yang berbeda.

Sesi acara diakhiri dengan simulasi dan sosialisai terkait keselamatan dalam menghadapi kebakaran yang disebabkan gas elpiji yang disuguhkan oleh team Damkar Kota Bandung. Sehingga diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang langkah-langkah apa yang harus diperhatikan bila terjadi kebakaran. (Tiesna)

Posting Komentar

0 Komentar