Kenapa Menjadi Haru Biru Hati Siti ?

pksbandungkota.com - Angklung ditangan Siti Muntamah fungsinya berubah. "Dengan menyebut Bismillahirrahmannirrahim Lomba Kreatifitas Anak TK/RA dengan ini saya nyatakan dibuka", demikian sambil menggoyangkan angklung istri Mang Oded, Wakil Walikota menandai acara Lomba Kreativitas Anak salah satu TK/RA di Kota Bandung, yang mengambil tempat di Taman Lalu-lintas kota Bandung (Selasa, 06 April 2016).
Lazimnya penyelenggaraan acara anak-anak, hadirin dipadati oleh anak-anak. Tentu ada suara tangis nyanyi dan kelucuan mewarnai perhelatan yang digelar. Seperti halnya terekam kamera saat peragaan tarian senam modern yang dipertunjukkan sembilan anak laki-laki. Entah saking semangat atau kebesaran ukuran, sepatu salah seorang anak terlepas dari kaki. Justru yang mengundang tawa saat gerakan lanjutannya. Betapa sekuat tenaga sambil gerakan senam dia mempertahankan sepatunya agar tak terlepas lagi dari kaki.
anak-anak berebut dipangku Bu Siti
Namun yang lebih menarik ketika seorang anak menangis. Rupanya mengiri temannya, ia ingin juga dipangku ibu Siti. Akhirnya bergantian anak dipangku dan anak lain melingkar mendekati.
Nampak air muka anak bahagia ketika disapa dan anakpun senang menyahuti sapaan Ummi, demikian Siti membasakan diri dengan Ummi. Kesempatan baik ini dimanfaatkan untuk menyampaian pesan yang ringan-ringan, seperti jangan lupa cium tangan pada orang tua dan guru, supaya didoakan mereka selalu.
Ketika mengawali sambutan, perempuan sederhana tapi penuh kharisma mengungkapkan perasaannya dengan kata "Haru biru hati ini jika mengingat guru yang memiliki  kesabaran luar biasa terhadap anak-anak didik yang masih kecil, yang banyak bertanya. Membimbing anak didiknya menuju mandiri dan membekali pengetahuan supaya anak selamat dari segala ancaman selama anak diamanahkan di sekolah. Selayaknya doa tercurah, semoga para guru TK/ RA menuai pahala melimpah dan ilmunya penuh barokah". 
kebersamaan Bu Siti bersama anak-anak

Tak lupa kepada orang tua murid dia berpesan agar memperhatikan anak, khusus fase usia anak 0 hingga 3 tahun. Jauhkan anak dari tayangan televisi dan gadget, karena anak fase ini daya rekamnya kuat sekali. Sekali matanya menyaksikan tontonan negatif akan tersimpan kuat dan cenderung meniru bulat-bulat karena belum berfungsi akal sehat.
Ramah Anak kini menjadi bagian ramai dikeluhkan. Anak yang haus kedekatan dengan ayah, berpotensi besar menjadi anak bermasalah. "Kini bukan hanya Bandung, tapi semua sudut dunia ramai menyoal ramah anak yang sudah jadi barang langka.Ramah Anak sudah menjadi permasalahan  seluruh belahan dunia", demikian papar praktisi Ketahanan Keluarga ini.
Mengakhiri sambutannya, Siti berpesan agar para guru terus menekuni amal kolektif dan terus produktif dengan ihtiar-ihtiar kreatif seperti penyelenggaraan acara hari ini yang berhasil menuai respon positif. Semoga dengan peran serta organisasi masyarakat serta seluruh orang tua dalam menumbuhkan akhlak mulia,  Bandung yang kita cinta terus terjaga sepanjang masa

(Frida Kustantina)

Posting Komentar

0 Komentar