“Bagi PKS kepemudaan dan keluarga merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah pembentukan PKS. Oleh sebab itu, kedua Perda yang diusulkan Pemkot Bandung ini ini memperoleh perhatian dan apresiasi besar dari PKS.” Ujar Tedy. Demikian disampaikan Ketua Dewan Pengururus Daerah PKS Kota Bandung kepada media dalam Diskusi Publik mengenai Rakerda Kepemudaan dan Ketahanan Keluarga yang diselenggarakan oleh Fraksi PKS Kota Bandung, pada Kamis (10/3/2016) di Aula DPD PKS Kota Bandung.
Hal ini menyusul Pemerintah Kota Bandung yang saat ini tengah menggodok Perda Kepemudaan dan Perda Ketahanan Keluarga yang usulannya telah dibahas pada agenda badan legislasi daerah 2016. Rancangan kedua perda tersebut tengah disusun dan memerlukan masukan dari berbagai elemen masyarakat agar dapat menjawab tantangan di masa mendatang. Dimana Perda Kepemudaan ini dilatarbelakangi oleh kenyataan yang sedang dihadapi Indonesia berupa bonus demografi, yaitu meledaknya jumlah penduduk usia produktif melebihi jumlah kelompok usia lainnya.
Terkait ini, Tedy dalam diskusi Publik menyampaikan, kepemudaan dan keluarga merupakan dua elemen penting penyusun masa depan suatu negara. “Jumlah penduduk yang besar bisa jadi sumber masalah bagi negara, namun jika dikelola dengan baik justru bisa memberi efek positif, yaitu bonus demografi. Dan ini semua dimulai dari kepemudaan dan keluarga.” Tambahnya. Tedy juga memaparkan bahwa beberapa negara maju mengalami krisis pertumbuhan penduduk yang berakibat pada perlambatan ekonomi negara tersebut. Berkurangnya jumlah penduduk asli akhirnya ditutupi oleh masuknya imigran dari negara lain agar negara tersebut dapat berkembang.
Hadir pula dalam Diskusi Publik tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Kabinet Indonesia Bersatu di era SBY, Adhyaksa Dault, Netty Prasetyani Heryawan, juga Wakil Ketua DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKS, Haru Suandharu.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua DPRD Kota Bandung yang juga menjabat Bidang Kepemudaan DPW PKS Jawa Barat, Haru Suandharu mengatakan bahwa Kota Bandung memiliki potensi kepemudaan yang sangat berlimpah.
“Proporsi jumlah penduduk usia 15 – 35 tahun di Kota Bandung sekitar 39%, artinya dari sekitar 2,4 juta penduduk Bandung ada sekitar 940.000 pemuda. Ini jumlah yang sangat besar” Ujar Haru. Sayangnya tidak semua pemuda ini mendapat perhatian dari pemerintah kota. Namun berbekal kreativitas, pemuda ini mampu mengembangkan sendiri aktivitas mereka. Haru berharap untuk ke depannya pemerintah kota dapat pula mendorong komunitas-komunitas pemuda ini, bukan hanya fokus pada organisasi kepemudaan yang telah lama ada.
Sementara, pada kesempatan yang sama, Fraksi PKS juga mengulas tentang Raperda Ketahanan Keluarga yang diusulkan Pemerintah Kota Bandung. Nara sumber yang dihadirkan PKS adalah TP PKK Jawa Barat, Netty Prasetiyani Heryawan.
Dalam paparannya, Netty Prasetiyani Heryawan menguraikan mengenai tantangan dan permasalahan sosial yang harus dijawab oleh negara dan ternyata garda terdepannya adalah Keluarga. Netty yang juga merupakan Ketua P2TP2A juga menguraikan beberapa kasus perdagangan manusia yang justru diawali oleh kurangnya pengetahuan keluarga korban itu sendiri.
Jawa Barat sendiri merupakan salah satu provinsi pertama yang telah memiliki Perda Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga tahun 2014. Dalam sambutannya ketika launching Perda tersebut di tahun 2014, Netty menyampaikan bahwa keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam menentukan kualitas generasi dan kesejahateraan negara kita.
“Kemajuan sebuah bangsa tidak saja diukur dalam kesejahteraan ekonomi tetapi tingkat kebahagiaan tiap keluarga di Indonesia”. Ujar Netty ketika itu.
Diskusi Publik ini dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai elemen masyarakat se-Kota Bandung, yakni dari organisasi keislaman, kepemudaan dan paguyuban olahraga. (RD)
0 Komentar