Tidak Ada Kasta Dalam Islam

 
sumber : Google

pkskotabandung.com - Banyak yang benci Islam tanpa mengenal Islam terlebih dahulu. Bahkan banyak yang keluar dari agama ini karena hanya melihat segala sesuatu nya dari  kebahagiaan secara materi. Jika kita melihat Islam lebih dekat, inilah yang membuat Islam begitu indah. Banyak orang kaya di dunia ini namun hidupnya terasa hampa. Banyak orang di dunia ini yang memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa namun pada akhirnya mereka menjadi gila. Bahkan tak jarang seorang yang hebat dalam berbisnis, hebat dalam bernegosiasi. Tapi dia tak hebat dalam menangani dirinya.
Pengusaha-pengusaha elit kesulitan untuk mendapatkan tidur yang nyenyak karena khawatir bisnis mereka yang sudah bercabang di berbagai tempat hancur dan di rampas orang. Hingga akhirnya tak jarang dari mereka menjadi stress dan semakin gila kerja.
Kini, kita lihat keadaan yang begitu miris, seseorang yang mempunyai harta maka dia akan diperlakukan lebih baik dan seseorang yang tak memiliki harta maka dia bukan menjadi prioritas. Lebih mengerikan lagi adalah dalam kehidupan ini kasta hanya dinilai berdasarkan sesuatu yang berbentuk fisik (uang,harta). Islam datang untuk mengubahnya, Islam datang untuk menilai orang secara adil, dimana orang itu dapat dinilai sesuai dengan fitrah dan modal yang dia miliki sejak lahir.

"Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan." 
(Qs. Thaha : 15)

Allah ingin menilai kita sesuai dengan proses yang kita jalani. Bahkan semua orang dengan berbagai profesi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Semua orang bisa masuk surga tidak hanya dengan hartanya. Karena akhlaq adalah yang terpenting dalam Islam.Seseorang yang rajin beribadah namun dia tak ikhlash maka ibadah yang dilakukannya hanyalah sia-sia. Orang yang bersedekah 1 juta bisa menjadi lebih buruk dibandingkan orang yang sedekah 50.000. Mengapa? Karena keikhlasannya.
Tidak masalah kamu berasal dari suku mana, negara mana, bahkan berbahasa apa, namun jika kita muslim maka kita adalah saudara. Bertemu muslim yang lain di berbeda tempat serasa bertemu dengan kawan lama yang sudah dirindukan. Seorang majikan dan hamba sahaya bisa duduk di meja yang sama bahkan jika datang waktunya shalat. Bisa saja hamba sahaya nya mendapat shaf pertama karena usaha nya untuk datang ke mesjid lebih dahulu sedangkan majikan nya terlambat sehingga dia berada di shaf belakang.
Islam menghargai usahamu, Islam menghargai tingkah lakumu, karena hal itulah yang menjadi modal untuk mendapatkan ketenangan yang tak bisa dibeli dengan apapun.
Seperti hal nya Bilal bin Rabbah yang di angkat derajatnya setelah masuk Islam, padahal dia dulu hanyalah seorang budak hitam yang menjadi milik kaum terkemuka di suku Quraisy. Bahkan pendapatnya saja tidak berharga di forum suku Quraisy. Akhirnya Islam datang dan membebaskannya bahkan dia bida berdiri berdampingan bersama pemuka-pemuka Quraisy yang telah masuk Islam.
Betapa indah dunia ini tanpa ada membeda-bedakan dengan harta maupun kekayaan lainnya. Akhlaq lah yang membedakan, semua orang bisa menajdi baik bisa menjadi buruk.
Harta bisa habis ditelah waktu namun akhlaq akan terus menempel pada diri hingga akhir hayat kita. Wallahu'Alam (Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar